Kamis, 25 November 2010

Terimakasihku Guruku

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu

Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa Tanpa tanda jasa

Terakhir kalinya lagu tersebut saya senandungkan dengan khidmat adalah saat pelepasan/ wisuda SMP. Itu artinya sudah hampir delapan tahun lamanya. Seketika itu rasa haru biru membuncah. Terkenang peristiwa-peristiwa yang membentang yang tak boleh lekang dari ingatan. Tiba-tiba saja, memoriku juga melonjak jatuh ke peristiwa empat tahun sebelumnya, saat kelas 4 SD.

Ketika sosok baru itu datang. Salam. Memperkenalkan diri. Membuat  kita takjub, rupanya masih ada orang yang mau bersusah payah. Harus berjalan kaki satu dua kilometer jauhnya. Ditambah saat hujan, hampir-hampir kami tidak bisa memakai alas kaki karena lumpur basah membuat kami melepasnya. Guru baru itu bernama bu guru Martha. Lulusan dari salah satu PTN di Jakarta.

Di SD kami, SD inpres Cibayana. Kata inpres di sana berarti atas perintah langsung (instruksi ) Presiden. Akhirnya sekolah itu didirikan. Kau artinya apa kawan? Sekolah kami termasuk daerah pinggiran. Hampir-hampir seperti sekolah laskar pelangi. Hanya ada 3 kelas saat aku bersekolah saat itu. Artinya 3 kelas lainnya (kelas 4-6 ) harus masuk siang. Dengan langit-langit yang sepenuhnya koyak. Dengan atap yang bocor, manakala hujan rintik sekalipun. Dengan meja dan bangku yang kaki-kakinya goyah, lantaran ditempati tiga orang. Buka dua-dua seperti sedianya. Setiap kali musim penghujan-- seperti saat ini, tim piket harus berjibaku dengan tambahan tenaga. Karena tanah yang melekat di alas sepatu (sandal dan sepatu) anak-anak yang datang dengan seenaknya di lepaskan dilantai kelas dan ditempelkan dibawah meja -kursi. Memang brandal sekali anak-anak itu, yang juga teman satu kelasku.

Kemarin, setelah tiga tahun lamanya, lebaran idul adha kembali ke rumah. Bertanya kabar keluarga dan kerabat disana. Tak kusangka adikku yang ke tiga, baru masuk kelas 1 SD di sekolah inpres itu (kini berganti nama SDN Cikasungka III). Dengan struktur bangunan yang lebih tangguh. Alas yang setengahnya di plester semen. Lantai yang sudah di keramik. Rupanya sekolahku sudah banyak berbenah. Dan betapa takjubnya aku. Masih dengan seragam korpri seorang guru. Sosok dengan wajah yang kukenal berdiri didepan kelas. Membariskan anak-anak itu. Tersenyum. Dengan ramah tangannya dikecup satu persatu barisan anak itu. Sebagai tanda salam pulang. Kelas telah usai. Kuperhatikan lamat-lamat. Masih dengan seragam khas guru. "Bu guru Martha". Jelas tertulis di dada sebelah kanan. kali ini dengan senyuman hangat, seperti sepuluh tahun yang lalu.


Terima Kasihku Ku Ucapkan
Pada Guruku Yang Tulus
Ilmu Yang Berguna Slalu Di Limpahkan
Untuk Bekalku Nanti

Setiap Hariku Di Bimbingnya
Agar Tumbuhlah Bakatku
Kan Ku Ingat Slalu Nasihat Guruku
Trima Kasihku Guruku

Selamat hari guru nasional, 25 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkunjung ke ariawiyana.co.cc