Selasa, 22 Februari 2011

Menjadi Pilihanku

Berjuta rasa rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata
Dengan beribu cara-cara kau selalu membuat ku bahagia
Kau adalah alasan dan jawaban atas semua pertanyaan
Yang benar-benar kuinginkan hanyalah kau untuk selalu di sini ada untukku

Maukah kau tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang selalu ada di saat pagi ku membuka mata

Oh.. 

Ijinkan aku memilikimu, mengasihimu, menjagamu, menyayangimu,
memberi cinta
memberi semua yang engkau inginkan
selama aku mampu aku akan berusaha
mewujudkan semua impian dan harapan
tuk menjadi kenyataan


Maukah kau tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang slalu ada di saat pagi ku membuka mata

Jadilah yang terakhir
Tuk jadi yang pertama
Tuk jadi selamanya…


Maukah kau tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang selalu ada di saat pagi ku

Maukah kau tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang selalu ada di saat pagi ku membuka mata

Jadilah yang terakhir

Tuk jadi yang pertama
Tuk jadi selamanya….


Senin, 21 Februari 2011

Selai Kacang (lanjutan)

Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian.

*Tulisan ini terdapat dalam buku Kepada Cinta (Gagasmedia, 2009), buku kumpulan surat cinta dari berbagai macam penulis. Selain memuat 25 cinta para pemenang Sayembara Menulis Surat Cinta GagasMedia 2008, ada juga surat cinta dari Adhitya Mulya, Christian Simamora, Andi Eriawan, Ita Sembiring dan penulis lainnya. Gue nulis surat ini dari tahun lalu, eh baru inget pas ada beberapa orang yang nulis ini di notes mereka di Facebook. Gue taro sini deh. :D


sumber dari blognya Raditya Dika
 ___

PS : terimakasih untuk (yang) komen pertama di postingan ini; 

Jumat, 18 Februari 2011

Selai Kacang

Hari saya membuat status di akun pribadi facebook saya seperti ini:

Nothing takes the flavor out of peanut butter quite like unrequited love (charlie brown)  diambil diam-diam dari buku Raditya Dika : Marmut Merah Jambu
Diambil diam-diam karena saya bacanya juga diam-diam kalo bacanya keras-keras bisa di deportasi gw dari Gramedia botany square. Tentu gw gak pengen bikin resensi buku si mutun (Muka kartun=sebutan buat Raditya Dika di salah satu bagian dari bagian buku tsb). Biarlah kalian baca buku tersebut dengan tenang dan saya sarankan jangan sendirian --bisa-bisa disangka gila, gara-gara ketawa-ketiwi sendiri-- dan jangan juga rame-rame, karena bukunya kecil dan font-nya dicetak dalam ukuran 12pt, mana keliatan kan? Lagipula harganya cuman 36rebuan kok. Gak nyampe nguras bak, eh nguras dompet bokap-nyokap lo, buat minta ngebeliin nya.

Betewe, Eniwei, Back to the Topic. Pada ngerti gak sama status yang gw tulis diatas ntuh. Okeh gw kasih tau (berdasarkan pada ceritera di buku MMJ-raditya dika-ntuh).

Alkisah, dikabarkan pada suatu ketika  tersebutlah sebuah kerajaan dengan pangeran bernama ki gundul (buseeet dah berasa kaya di jaman majapahit aja, prolog beginian).

Charlie Brown adalah okoh utama dalam strip komik Peanuts karya Charles M. Schulz. Charlie selalu mengenakan celana pendek hitam dan kaus tangan pendek, biasanya berwarna kuning dengan garis bergerigi di bagian tengah. Charlie paling doyan banget makan selai kacang. Hingga suatu ketika Charlie jatuh hati  kepada seseorang. Namun, malang oh malang cinta charlie bertepuk sebelah tangan. Sampai-sampai selai kacang yang selalu menjadi menu favoritnya tidak terasa lagi sebagai selai kacang yang biasa ia makan. Rupanya "cinta yang tak berbalas" membuat lidah-nya berasa hambar.

 Nothing takes the flavor out of peanut butter quite like unrequited love 
(Tidak ada yang bisa mengambil rasa selai kacang selain karena cinta yang tidak berbalas).


Poemofquotes.com menuliskan 
" Unrequited love is when you love someone but they don't love you back. It's a common occurance in relationships and friendships. Nonetheless, that knowledge doesn't help the healing process. Below are a few quotes written by people "in the know" about love."

Saya sarankan kepada Anda yang pernah/sedang merasa Unrequited Love untuk segera mengganti selai kacang yang selalu anda makan menjadi sambal pecel, gado-gado, atau ketoprak. Mungkin selera makan Anda akan bergeser tapi kebutuhan makan harus tetap ada kan?!


salam selai kacang!

Kamis, 17 Februari 2011

Menjadi TKI

TKI = Tenaga Kerja (asal) Indonesia = pahlawan devisa bagi negeri ini. Selalu saja ada hal “perih” bagi nasib pahlawan tersebut. Yang terakhir diberitakan akhir-akhir ini adalah saudara/i kita di negeri Arab saudi sana. Menggelandang di bawah jembatan dengan beragam alasan tentunya. Seperti hal penting lain, tentu saja ada hal yang tidak penting yang kurang dipentingkan. Untuk itulah saya menuliskannya. Bukan untuk siapa-siapa sebenernya, tetapi karena hal itu akan menjadi penting suatu saat. Kembali kepada nasih TKI disana dihubungkan dengan hal tidak penting yang akan dianggap penting itu adalah. Tentang dokumen negara yang menjadi Identitas TKI tersebut disana. Paspor dan bagaimana mengurusnya.

Sebenarnya bukan untuk para TKI saja paspor itu digunakan. Tapi lantaran orang kaya dinegeri sudah familiar dengan tata cara pengurusan dokumen ini. Maka, saya tidak perlu menceritakannnya lagi. Calon TKI yang berasal dari beragam daerah di tanah air ini. Tentu saja tidak tahu-menahu tentang pengurusan berkas-berkas yang melekat untuk menjadi seorang TKI. Sebenarnya istilah TKI ini saya pakai sebagai alasan saja. Ketika seorang sahabat menanyakan perihal niatan saya untuk mengurus paspor. “kali aja jadi TKI, jadi udah punya paspor buat berangkat”. (mudah-mudahan sahabat saya tsb percaya kalo saya emang ingin jadi ‘TKI’) he-he.

Saya ingin berceloteh tentang pengalaman pengurusan paspor untuk kali pertamanya. Tentu dengan minimnya pengetahuan. Dan memang benar tidak akan jauh berbeda dengan pengurusan dokumen lain yang notabene diurus oleh instansi pemerintahan. (saya pernah punya pengalaman pengurusan SIM-C. Silakan saja diingat-ingat bagi yang sudah punya SIM. Atau membayangkan prosesnya bagi yang belum). 
Kamis (10/2/2011) merupakan kali pertama saya menjejakkan kaki di delam kantor imigrasi kelas II kota Bogor. terletak di Jl. Jend A. Yani no.65 (tidak jauh dari plaza jambu 2). Semalam sebelumnya sudah diingatkan oleh kolega saya (mas nunu) untuk berangkat pagi-pagi-sekali biar jam 8 sudah sampai sana. Ternyata ketibaan saya pk. 8.35. setelah mengisi berkas yang disediakan (membeli map kuning seharga 15.000 rupiah mencakup formulir isian dan berkas pernyataan bermaterai ).

Sebelumnya ada petugas yang membisikkan “mau saya bantu?” saya geleng saja sambil tersenyum lalu (tentu kalian tahu maksudnya). Saya mendapati nomor urut 75. Itu artinya saya harus menunggu 2-3 jam lamanya. Setelah mencermati waktu tiap orang untuk mendaftar hingga 10 menit. Hikmahnya, saya membaca hampir semua koran yang tersedia : radar bogor, pakuan raya, kompas, jurnal bogor. Semangkuk mie ayam baso. Plus menghabiskan belasan SMS lebih selama masa tunggu tersebut. Pukul 10.50 tiba juga nomor urut 75 dipanggil. Mencermati setiap berkas yang sudah saya tulis dengan berkas asli yang disyaratkan : KTP, Ijazah, Akte, KK, dan KTM. Sebenarnya KTM bukan syarat, namun saya mencantumkan alasan kepergiaan masih berhubungan dengan institut yang sudah lebih dari 4 tahun saya kuliah disana. Selesai hari pertama. Tertulis tanda bukti untuk datang kembali setalah 4 hari kerja.

Rabu (16/2/2011) seperti yang dituliskan tanda bukti yang dibubuhkan keterangan pada hari pertama tersebut. Maka agenda, pada hari kedua ini adalah pembayaran, pemotretan, dan wawancara.—maaf sebenarnya bukan pemotretan, tapi cukup potret, karena memang dilakukan satu jepretan saja. Jangan dikiran saya ikut-ikutan ngartis seperti yang ada di Tivi-tivi. He-he-he. Ceritanya hampir sama seperti diawal. Karena sudah tahu akan menuggu lama. Saya sudah berbekal buku bacaan yang lumayan tebal untuk dibawa-bawa. Iya, buku itulah sebenarnya yang mengilhami atau lebih tepatnya mengisnpirasi saya untuk menulis postingan dengan gaya bercerita seperti ini. Wisnu Nugroho-lah penyebabnya, wartawan Kompas yang ngeBlog di Kompasiana, yang akhirnya di bukukan “tulisan-tidak-pentingnya” menjadi buku : tetralogi sisi lain SBY. Dan, judul yang saya baca adalah Pak Beye dan Politiknya. Ada yang belum pernah baca? Saya sarankan untuk segera membacanya. Terutama, bagi Anda mahasiswa komunikasi politik yang diajar Efendi Ghazali. Karena sudah diwajibkan. He-he.



Kembali pada cerita menunggu dihari pengurusan paspor di hari ini (dari 3 bagian prosedur yang disyaratkan : pendaftaran-interview-dan pengambilan paspor). Oia, saya mendapati nomor 397 untuk datang ke loket pembayaran dan nomor 697 untuk ke loket pengambilan foto dan interview. Itu artinya saya harus menunggu antrean sebanyak 89. Karena begitu maju untuk mengambil nomor undian sudah berjalan pada nomor urut 301 dan 602. Akan lebih lamaaa dari proses hari pertama, begitu batin saya menduga. Dan benar saja. Baru pukul 11.20 nomor urut 397 dipanggil untuk maju ke loket 2. Melakukan pembayaran Rp 255,000 (begitulah harga yang tertulis besar-besar didepan loket tersebut. Dengar-dengar pada saat menunggu tadi, bagi yang melalui “jalur express” bisa dikenakan biaya 2-3 kali lipatnya. Silakan hitung sendiri). tuntas diloket dua saya diminta menunggu untuk pengambilan foto dan wawancara di loket tiga. Nomor urut loket tiga masih pada bilangan 660-an.
Ternyata di kantor ini sangat-sangat menghargai waktu untuk urusan waktu istirahat. Pukul 12 kurang 15 meni. Sebuah pelantang mengumumkan bahwa loket ditutup hingga pukul 13.00. dan loket 3 yang akan saya masuki dalam tahap wawancara. Menunjukkan pada nomor urut 686 sebelum penutupan. Hitung-hitungan jari 11 orang lagi-lah. jam 13.30 mungkin selesai.

Semangkuk mie ayam baso didepan kantor imigrasi kels II kota bogor menjadi menu makan siang tadi. Kemudian balik duduk ditempat tunggu hingga masuk waktu dzuhur. Bertemu dengan sahabat yang saya singgung diatas. Yang saya tanyakan sebelumnya soal tata cara pengurusan paspor. (rupanya dia sudah masuk tahap ketiga, alias menunggu untuk mengambil -dokumen negara yang menjadi identitas internasional- yang sudah jadi/legal).

Kembali ke ruang tunggu selepas istirahat. pukul 13.00 loket kembali dibuka dengan pelantang otomotis yang menyebutkan nomor urutan pada masing-masing loket. Sambil terus mengulum senyum atas buku yang ditulis wisnu nugroho tersebut. Tiba-tiba saja, serombongan (sekitar 5-10 orang, saya kurang tahu persis jumlhanya). Orang berseragam coklas khas PNS lengkap dengan tanda nama di dada kanan. Masuk satu-persatu menyesaki ruang interview (loket 3). Rupanya bukan saya saja yang membatin. Ibu-ibu dibelakang saya juga tak mau kalah berspekulasi. Dan ditutup dengan ujuran lainnya ‘sabaaaar-sabaaar’. Inilah potret pengurusan dokumen negera yang saya ingin singgung sebagaimana dalam pengurusan SIM diatas. Ada uang, urusan lancaaaar. Tidak mau ambil pusing saya lancutkan saja bacaan saya. Sementara angka urutan tertahan di di 691 selama satu jam lamanya. Semakin bertambah saja waktu untuk menunggu. Kemudian perlahan-lahan mulai naik dalam urutan 5-5 : 691,692,693,694,695,... saya membatin lagi. Kok lama sekali yah. Urutan saya yang tinggal dua angka setelahnya. Hampir 20 menitan. Bilangan itu tertahan disana diam. Menghadapi jarum detik di sisi tembok lain yang terus berputar.

Baru pukul 14.10 saya masuk jugaa dalam loket tiga itu. Berdiri. Karena kursi diperuntukkan bagi yang sedang di wawancara dan yang akan dijepret wajahnya dengan kamrera digital Canon 10 mega pixel. Seperti yang saya lihat dari tempat berdiri. Tak dinyana, masih ada saja, orang “istimewa” itu. Didahulukan tanpa pernah tahu. Sebenarnya urutan berapakah gerangan pria itu. Pria dengan pakain safari bak pejabat teras. Atau memang dia seorang pejabat yah? Yang pasti ada satu petugas yang terlihat sangat “santun” untuk memintanya duduk dan mempersilakan. “mohon izin pak. Silakan duduk didepan kamera. Untuk pemotretan” atau “mohon izin pak. Silakan dilakukan pengambilan sidik jari” sambil jempol kanan menunjuk alat semacam sensor pendeteksi sidik jari ditangan itu. Santun sekali perlakuan ke orangtua itu. Siapakah gerangan pria dengan nama Tommy H. Bakrie, saya menduga ada hubunganya dengan Bakrie yang terkenal itukah (bang ical)? Saya hanya melihat namanya tersemat di dada kanannya.
Suasana ruang tunggu kantor imigrasi Bogor

Tiba giliran saya. Jepretan kamera-pengambilan sidik jari, dilakukan di satu bangku, tidak kurang dari 5 menit. Kemudian tunggu hingga dipanggil. Dan duduk untuk di-interview. Sebenarnya adalah proses pengambilan tanda tangan untuk dibubuhkann di map kuning di awal registrasi, di berkas-berkas yang telah disiapkan, di form yang telah di-inputkan dari sistem komputer, dan di paspor itu sendiri. karena nyaris saya hanya mengangguk dan mengiyakan setiap pertanyaan yang dilontarkan. Nama jelas. Tempa-tanggal lahir. Nama orangtua. Kota asal. Provinsi. Nomor telepon. Alasan keberangkatan keluar negeri. Itu saja. Tidak lebih dari 8 menit. Kemudian diberitahukannya oleh petugas tersebut. Tanggal pengambilan paspor 22 februari 2011 pukul 1 siang. Total waktu yang dihabiskan di loket tiga hanya 15 menit kurang untuk waktu tunggu hingga 5 jam atau 300 menit. Hanya Sebuah perbandingan. He-he-he.

Selamat menjadi TKI!

Salam

Selasa, 08 Februari 2011

Laskar Pelangi Musikal


laskar pelagi musikal




Mahar dan Alam

Mengapa kalian ragu
mengapa kalian harus malu
kalian punya mahar
seniman belitong yang hebat
kita perlu ikut karnaval

kita tak perlu kaya
kita tak butuh banyak dana
serahkan pada mahar dan alam
akan tercipta karya besar
kita harus ikut karnaval


# sudah waktunya
kita pamerkan pada semua
sudah saatnya
semua ingat sekolah kita ada
jangan fikirkan
perkara kalah dan menang
tapi jangan salahkan mahar
karna bisa jadi kita menang


mengapa kalian ragu (kami tak ingin ragu)
mengapa kalian harus malu (kami tak yakin mampu)
percaya pada mahar
seniman penuh dengan imajinasi
alam jadi sumber inspirasi (mampukan kita beraksi)

back to #
kita tak perlu kaya
kita tak butuh banyak dana
serahkan pada mahar dan alam
akan tercipta karya besar
kita siap ikut karnaval

download lagunya disini

video trailer Laskar Pelangi Musikal

Minggu, 06 Februari 2011

membuat taman (bagian 1)


Dalam postingan kali ini saya ingin mencoba me-market-isasi Leafgarden. Insya Allah pada pertengahan tahun 2011 ini, akan melebarkan sayap menjadi pemain Event Organizer dengan nama CV. Leaf Agri Mandiri. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa dekorasi taman, nurseri, tanaman hias, lanskap artistik, and so on (masih banyak tapi belom di breakdown). 

gambar yang diambil bebas dari google image dipadukan 
dengan gickr.com untuk membuat animasinya

Pada edisi awal Februari 2011. Leaf garden mendapatkan penawaran untuk membuat design dan pengerjaan taman di Asrama Putri A1- TPB IPB. Lapangan yang terletak di areal tengah asrama tersebut. Memiliki luas 23 x 12 m (bisa dipake maen bola, kalo mau? tapi siapaa mau. namanya juga asrama putri. ada juga lapangan berbie..he). dari pihak SR yang kami temui (sebut saja, namanya Ophie) meminta kami (baca: dua orang tampan dengan penampilan trendi) untuk membuatkan design yang menarik di areal lapangan tersebut. yang nantinya akan menjadi point of interest (titik pandang yang enak untuk dipandang). Dengan memadukan bebungaan, jalan setapak yang dibuat memadu dengan batu koral berwarni. (bersambung)



Rabu, 02 Februari 2011

Hemaaat Beiib



gue suka di bagian pas mau nyalain ac..eh diganti sama kipas angin kontek begonoh.
terus pas ngeliat ekspresi minta "dorongin" mobill...
Hemaaatt Beiiib...haha

yang pasti dari segi marketing. brand image dari Axis ini dah dapet. cool! selamat buat tim marketingnya,

Edisi Bruno Mars


#1 Just the way you are



#2 Billionare



#3 nothin on U



#4 count one me



#5 Greenade