Kamis, 28 Oktober 2010

Sumpah Pemuda dan Bahasa Indonesia

Sebuah tulisan opini menarik dari seorang tokoh negeri ini. Gus Solah, begitu sapaan akrab pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng, Jawa Timur. Kompas, hari ini. Dengan judul "Bangga berbahasa Indonesia". Kolom Opini kompas hari ini dipenuhi gagasan memperingati 82 tahun Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Seperti diketahui, gagasan utama yang lahir dalam sumpah pemuda adalah pengakuan berbangsa, bertanah air, dan berbahasa, Indonesia.

kembali dalam opini yang ditulis Salahudin Wahid dalam Kompas hari ini. Bahwa penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara ini mulai luntur. Bukan karena arus globalisasi yang terlalu membumbung sebagai kambing hitam. gus solah, mengawali tulisannya dengan deskripsi kunjungan pelajar Australia yang datang ke pesantren-nya. Berdialog dengan bahasa Indonesia, tentu saja dengan logat yang amat berbeda. Minat serius pelajar Australian untuk mempelajari bahasa Indonesia, menempati tertinggi ketiga setelah bahasa Jepang dan China. Mereka (pelajar Australia) berpendapat: Indonesia adalah negara besar dengan potensi besar dimasa depan. Sehingga mempelajari bahasa Indonesia adalah salah satu modal utama untuk mengenal lebih dalam Indonesia.

Gus Solah menulis hal lain. Restorasi Meiji, sebagai tonggak bersejarah kebangkita Jepang yang dimulai pada tahun 1898. Dimulai dari cinta dan bangga pada bahasa japang. Sehingga restorasi berjalan stabil. Bahkan, pasca ambruknya geopolitik jepang pasca perang dunia kedunia. Kebangkitan itu dimulai dari buku-buku yang diterbitkan dalam bahasa Jepang. tak ayal, angka pertumbuhan tak tanggung mencapai sepuluh persen.
Dua hal diatas seperti otokritik kepada bangsa ini akan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini bukan soal menampik bahasa lain, bung!

sering kita dengar, lihat, saksikan bapak-bapak pejabat kita, bahkan presiden SBY sekalipun gemar untuk mempraktikkan kosakata yang terlihat megah dan elok namun serasa jauh dari akal pikir rakyat.Seperti disparitas harga, mitigasi bencana, reshuffle kabinet. tidak cukup dikalangan pejabat teras di atas. Pelajar dan anak sekolah dasar sudah mengenal istilah seperti alay dan lebay. Bahkan dengan pendapat  "biar disebut gaool getoo". Saya rasa, secara pribadi. Tulisan opini Gus Solah ini secara khusus merefleksikan semangat Sumpah pemuda yang dipekikkan 82 tahun silam:Diantara penjagaan  ketat tentara kolonial dan desakan untuk merdeka. Selamat sumpah pemuda: Mari berbahasa yang baik, benar, dan santun!

Rabu, 27 Oktober 2010

titip salam untuk bunda

"sampaikanlah pada ibuku
aku pulang terlambat waktu
ku akan menaklukkan malam
dengan jalan pikiranku"
Jelas aku bukan Gie. Bukan pula aktivis pergerakan yang berteriak lantang di jalanan. Aku tidak ingin berceloteh soal demostran. Tapi, sebuah pesan untuk ibu. sebuah pesan yang ingin kusampaikan tentang anakmu yang kini beranjak dewasa. Tentang masa depan yang akan ia jalani.

Hari ini dalam hitungan sang waktu. Adalah tepat ketika empat tahun sebelumnya. Aku pamit dengan salam takzim untuk pergi melarung dalam harap dan cemas. kusematkan doa untukmu, bunda. Hingga dalam edisi kontemplasi dalam prosesi penyambutan. Air mata ini meleleh juga. Saat, ust. Aris Ahmad Jaya berhasil masuk dalam "alam bawah sadar". Kembali ke masa lalu, kembali mengenang saat terbaik bersama keluarga, ayah, ibu, kakak, adik. Saat itulah kami tersandarkan melalui seruan gelombang beta dalam otak. Sugesti yang masuk begitu mengharukan. Saat itulah, aku sangat rindu ibu. Meskipun baru sejenak meninggalkanmu.

Untuk ibu yang ku panggil mama di rumah. Anakmu ini, ingin sekali berterus terang dalam kelu yang terkadang diantara lisan ini untuk berkata : I love you, mom



bersambung

Doa juru fotokopi

Hari ini sampai dua pekan kedepan adalah hari-hari tersibuk yang pernah kami jalani. Berjejalan mahasiswa/i itu didepan kami mengantri, menyodorkan berkas-berkas belasan halaman jumlahnya. Kami tahu, mereka sedang tergesa. Sehingga, kerja kami pun harus lebih cepat dan tepat dari biasanya. Jemari kami lincah beradu dengan berkas yang harus kita perbanyak lusinan jumlahnya. Menyusunnya kembali, merapihkan, dan menyatukannya. Kemudian datang lagi belasan berkas yang harus kami perbanyak. Lagi dan lagi.

Berkas-berkas itu sesekali kubaca. Meskipun tidak banyak istilah yang dapat ku tangkap. Tentang dendrologi, riset pasar, radiologi veteriner, perilaku konsumen, atau apalah namanya itu. Yang kami tahu, mulai hari ini adalah hari bersejarah bagi mereka. Ujian. Tentu saja kami bahagia, karena omset untuk perbanyakan berkas-berkas. Mulai dari soal tahun-tahun sebelumnya, modul kuliah, slide presentasi, hingga buku teks duaratus lima puluh dua halaman banyaknya. Ditambah penjilidan untuk tugas akhir katanya. Mulai meningkat drastis.

Kami merasa bangga berada di antara kalian. Berhasil masuk di kampus terbaik negeri ini. Dengan  intelektualitas dan prestasi kalian, kami titipkan bangsa ini. Ah, aku mulai meracau lagi. Sementara sepanjang  siang ini masih saja aku belum beristirahat. Sejenak untuk mengendurkan otot kaki yang mulai tegang karena berdiri terlalu lama dan jemari yang sudah mulai tidak leluasa. Tapi tekad kami adalah pelayanan terbaik. Karena kami tahu, ujian yang sedang kalian jalani adalah hal penting.

Empat tahun lalu, selepas tamat SMA dari dusun. Bapak sudah tidak bekerja lagi. Sudah terlalu lelah untuk hanya sekedar berjalan ke sawah tiap pagi. Sementara ibu, seharian harus megurusi tunggakan kredit orang kampung yang tak kunjung lunas meski jatuh tempo. Aku anak lelaki tertua dengan enam adik. Pergi ke ibukota bukan pilihan saat itu. Tetapi keadaan yang memaksa. Sejumput pengalaman pun tak ada. Modal berkas ijazah SMA dan dua puluh tiga ribu rupiah. Sesegukan menyaksikan Bapak dan ibu melepas putranya merantau.

Janji manis pak Imam, paman dari ibu, 'Ibukota itu sumber rezeki', seperti jauh dari harap. Seperti kebanyakan lainnya, pengalaman yang dimintakan. Sementara ijazah SMA sudah tak layak lagi di jaman sekarang. Menawarkan diri di rumah makan sederhana. Untuk bantu-bantu cuci piring, dengan harap makan siang, itu saja pintaku. Sementara uang di saku sudah tak ada. Sebenarnya ingin sekali seperti wak hamid, anak satu-satunya di kampunngku yang lulus UMPTN. Kuliah. Menuntut Ilmu. Tidak usah memikirkan ketidakjelasan status sebagai "pengangguran". Karena kata sandang baru telah melekat: Mahasiswa.

Nilai ujian akhir SMA-ku bahkan masuk sepuluh terbaik di kabupaten. Tetapi apatah mau dikata. Ibu guru Aisyah, guru biologi sekaligus walikelasku. Sudah meminta untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Dengan bijak bapak, memohon dengan sangat untuk tidak merepotkan ibu Aisyah, jikalau aku harus ber-kuliah. Bukan karena tiada biaya sebagai alasan utama. Karena ibu Aisyah sudah terlalu baik melunasi SPP selama di SMA.

Sejarah adalah repetisi pengalaman-pengalaman. Kini, biarlah aku tetap disini. Sambil terus membolak-balikann berkas sebagai seorang juru fotokopi. Aku akan terus tersenyum dengan tulus. Bahwa, aku akan bisa seperti kalian, mahasiswa/i yang masih antre, berjejalan didepan kios kami. Gelar sarjana tidaklah utama. tetapi tentang usaha membangun negeri adalah keharusan.

selamat ujian kawan.

Selasa, 26 Oktober 2010

Enam SKS yang tak kunjung usai

Kami bersepakat menamakan komunitas ini sebagai himatika (himpunan mahasiswa tingkat akhir). Meskipun status kami sudah ada di semester sembilan. Ketika ada pertanyaan seperti yang pernah diutarakan rektor IPB saat bersalaman langsung upacara 17 Agustusan. "sudah semester berapa?" sekonyong dan seketika itu juga dengan mantap saya jawab. " eh, semester ..akhir pak!" (meskipun sampai saat ini masih bertanya2 apa gerangan yang mendasari pertanyaan rektor tersebut yah?)

Lantaran sudah delapan bulan lebih masa-masa kuliah didalam kelas, ujian tengah semesteran, maupun ujian akhir semester telah kita tamatkan. itu bukan berarti selesai status mahasiswa/i kami. Menginjak semester delapan seperti lazimnya di kampus lain adalah masa untuk mensintesiskan pemikiran, hipotesis, dan teori dalam karya setebal dua puluh hingga dua ratus lembar banyaknya. kemudian karya tersebut akan diletakkan rapih, bersusun, berderet-deret diatas rak perpustakaan. Skripsi. Bagi kami adalah ujian sesungguhnya. Beginilah kami mengartikannya sebagai Masterpiece.Tentu saja sebuh karya agung tidak bisa dibuat sembarangan. Ada proses panjang nan berliku didalamnya, intrik, tak jarang konflik menyeruak hadir menemani. 

Kemudian beragam penafsiran muncul untuk menyatakan sebuah kata sandang, orang menyebutnya titel atau gelar sarjana. Tentu akan sangat prestisius dalam komunikasi politik bagi yang akan berlanjut sebagai calon legislatif, bupati, atau walikota. Ataupun sebagai bargaining position di hadapan calon mertua nanti. Bagi kami tak lain adalah bagian dari proses itu sendiri. kecuali memang dari awal menargetkan 'titel' tersebut adalah keharusan. Sungguh proses ini rumit adanya.


Beraksi dengan dengan gerakan meliuk lincah saat titrasi larutan, membuat inokulum biakan, terhirup heksan, metanol, sesekali perih karena menghirup gas SO3 . Adapula yang seharian memperhatikan kadar air, kadar abu, dan ujia peroksimat lainnnya. Memperhatikan baik-baik angka termometer, penunjuk yang harus dijaga konstan. Yang lain asik memadu pertanyaan melalui serangkaian wawancara dua puluh hingga limapuluhan koresponden. Mengkaitkan satu komoditas dengan kulitas pelayanan, mutu, harga, hingga kepuasan customer. Anggota kami lain sibuk dengan serangkaian uji hepatoksisitas dalam hewan uji mencit. Membuat formula pakan, mengartikan pola istirahat, makan, tidur, kotoran. Adalah hal  yang lumrah dan kami sangat menikmatinya. 



Pergumulan dengan beragam jurnal, literatur online, ensiklopedia, kamus, buku ilmiah karya ilmuan besar menjadi bagian dari perjalanan kami. Kemudian kami berpikir jauh lebih dalam, membaca, menelaah, memahami, hingga mampu memformulasikan dalam esai yang lebih cergas namun tetap lugas. Sungguh, terlalu mahal hari-hari kami  untuk sekedar membuka facebook atau chatt online. Sementara setampuk berkas data mentah belum sempat terolah dengan SPSS, Minitab, atau SAS. Bagi kami agadium ini adalah bentuk totalitas kepada ilmu pengetahuan. Hampir-hampir kami sulit untuk mengatur pola tidur karena seringnya terjaga. Memperhatikan detail pelafalan kata, logika, dan dialektika. 

Bagi kami coretan dosen diatas lembaran draft yang telah susah payah kami susun merupakan bentuk kasih sayang yang amat. Melihatnya saja sungguh bahagia, sesekali mengangguk untuk menerima wejangan dari Profesor diantara setampuk grafik yang harus diganti, tabel yang rancau, dan gambar yang kurang jelas. kami memahami inilah proses belajar.

Bagi kami Enam SKS ini seperti musafir yang merindukan air diantara teriknya gurun. Ingin sekali beremu telaga itu, mereguk segar airnya. Untuk segera melanjutkan perjalanan panjang lainnya,.

*pengenbangetsegeraselesaiakanskripsigejeini*






www.pengenbgtjadisarjana.co.id



Rabu, 13 Oktober 2010

Top Playlist

kata orang terutama yang suka dunia psikolog untuk mengetahui suasana hati orang tsb salah satunya dari kegemaran akan suatu hal tertentu misal musik atau lagu. So, silakan tebak suasana hati gw kalo saat ini gw suka daftar lagu berikut (kadang dengan serampangan mencoba mengikuti lirik nya yang sering kali melesat jauh bedaa. ahaha).

urutan berikut didasarkan pada top playlist yang suka gw puter via i-tunes (tapi bukan dari i-pod)

1. Tak Perlu keliling Dunia - Gita Gutawa
lagu ini sebenernya suka lantaran, ada di laskar pelangi. tapi bukan cuma suka tapi suka bangeet. ahaha. Lantaran cerita dibalik lirik ini ada di dalam film dan novel laskar pelangi. Masih inget kan? saat kali pertama Ikal bertemu dengan "Kuku-kuku paling cantiiik sedunia". hmm...

2. Perfect - Simple Plan
versi akustik nya lebih berasa. nampol banget dah liriknya (itu juga kalo tau artinya, pan pake bahase inggris ). Lagu ini inspired banget dah. Berasa bersalah ke orangtua. Mom - dad I love u Full.. :D

3. Jalan-jalan - justice voice
Lagu ini didecated buat SALAM ISC 2008. terutama Fullus Corp. untuk kali pertama denger lagu ini pas albumnya baru meluncur. Yah, saat "kita" jalan2 susur pasara malam kota bogor. Makanya kalo jalan2 inget lagu ini juga.

4. Change the World (ost. Inuyasha)
haha...lengkap juga yah kedemenan gw dari indo ampe anime ada. makanya kalo mau nebak gw kaya gm kayanya susah deh kalo lihat dari daftar lagu yang gw punya di W395 gw (terutama buat temen2 pampim kemaren). oia, gw suka lagu ini karena ada "kanangan" dengan lagu ini pas SMA (masa-masa paling indah. kisah kasih di sekolah). ahaha.

sebenernye masih ada lagu lain.  tapi entar deh gw oprek i-tunes gw. nyimpen apa aja...

14 Miliyar bungkus

dalam dua hari ini berita di telivisi maupun koran nasional ramai menuliskan tentang penarikan Indomie (Pt. Indofood CBP sukses makmur, tbk) yang dilakukan oleh badan / kementrian kesehatan dan Makanan Taiwan. dalam Republika yang barusan saya baca ada satu pernyataan menarik dari atase perdagangan Negeri kita.  Jika kasus ini bukan lagi soal murni kesehatan tetapi mungkin sudah masuk ranag politik dagang. Apapun itu, menurut saya inilah dimamika pasar.

tapi Inti postingan kali ini  gak ada hubungan dengan kasus itu. cuma ada fakta menarik dalam tulisan di Republika terebut bahwa agka konsumsi pertahun masyarakat Indonesia akan Mie Instan mencapai 14 miliyar bungkus. kalo ditulis pake angka jadinya.  

14,000,000,000 (lihat angka nolnya tuh, ada sembilan digit).

kalo dibagi dalam satu tahun 365 hari saja alhasil 3,8 juta bungkus. Angka konsumsi mie Instan dari total populasi msyarakat negeri ini. Atau jika dibagi rata-rata per individu adalah 0.019 artinya dalam 1000 orang, 19 orannya mengkonsumsi mie instan untuk sarapan atau sekedar camilan seusai bekerja/sekolah. tapi bisa jadi dari 19 orang tersebut ada yang mengkonsumsi lebih dari satu perhari nya.  Bila ditelusuri lebih lanjut sipakah yang masuk dalam daftar jenis pekerjaan yang selalu menkonsumsi mie Instan (asumsi saya) adalah para Mahasiswa/i rantau (yang makan tak teratur :), pengungsi/korban musibah, sopir angkot yang nget tem sambil nyerup kopi dan rokok di warkop juga gak lepas dari mie Instan.

Sabtu, 09 Oktober 2010

terbang bersama angan

kemarin sore, bada ahar, rintik hujan masih basah di jalanan dan sesekali ranting menitikkan butiran air hujan yang turun siang itu. Inilah saat aku mengantarkan kawanku yang luar biasa berangkat menjemput impiannya. Terbang ke benua biru. Menghirup udara Jerman dan merasakan berfoto didepan tembok Berlin yang terkenal itu. Iya, kawanku itu akan berada di Berlin, Jerman selama satu pekan kedepan. Sebagai delegasi IPB dan Indonesia dalam konfrensi Renews (renewable energy) yang diselenggarakan oleh kedubes Indonesia-Jerman dan Pemerintah Jerman.

Heeh (menghela nafas), mencoba berangan sambil beringsut pergi dalam khayal ku yang lain. Rasa-rasanya aku iri kepada kawanku itu dan beberapa kawan yang lain yang pernah merasakan melewati samudera atlantik selama 28 jam diatas ketinggian 28,000- 32,000 kaki. Menjejakkan di Benua Amerika dua bulan lamanya. Aku juga iri dengan prestasi kawanku yang juga menjadi delegasi Youth Leadership of Envorinment Korea. Ada juga yang akan berangkat ke Ibaraki, Jepang awal november nanti. Aku takjub kepada mereka dengan torehan prestasi dan orientasi besar.

Namun, sejenak kembali ke masa lalu. kembali kepada cita-cita kanak-kanak
"mau jadi apa nanti kalo udah gede?"
seperti jawaban anak polos lainnya dengan pertanyaan yang sama: ingin jadi Dokter, Polisi, Insinyur, Pilot, dlsb. Dan jawabanku saat itu juga tak jauh berbeda. Ingin Jadi Pilot! dan di -iya-kan oleh Mama (ibuku yang paling hebat sedunia).

Masih dalam proses pengenangan. kenapa yah aku ingin jadi pilot ? selidik punya selidik ketika itu, aku benar-benar ingin terbang bak elang, tinggi membumbung,  menerpa angkasa, dan menjelejah melintasi negara-negara dunia. aku ingin! bahkan alam bawah sadar masih saja terpikir untuk bisa terbang mengemudikan pesawat, mengoperasikan lusinan tombol menyala, memperhatikan jarum-jarum dan angka digital penunjuk arah, ketinggian, tekanan udara, radar. Semua terasa indah dalam kenangan.

ketika aku menuliskan hal ini.
satu hal yang aku ingin sampaikan :  
Aku (akan) terbang dalam anganku tersebut.

Kamis, 07 Oktober 2010

Surat untukmu nak dari calon ayahmu

Assalamualaikum
Untuk anak ku calon pemimpin besar nanti. Surat ini sengaja ayah titipkan dalam lembaran yang entah kapan engkau akan mengetahuinya. Surat ini sebenarnya kegundahan hati ayahmu ini. Atas peristiwa demi perisitiwa yang –aku yakin—akan berakhir dan tidak aka nada lagi di saat mu nanti, nak.
Untuk anakku yang kucintai karena Allah. Ayahmu ini akan bercerita tentang berita tadi pagi. Tentang potret keluarga yang didera kemiskinan sangat. Seorang ibu dengan dua bocah kecil yang tampak  kumal harus bersaing dengan lalat-lalat untuk mengais sebagian rezeki. Iya, mengais nasi yang baru saja ditinggal buruh garmen di depan gang rumhnya. Mengais sisa sayur, tempe, dan duri ikan  yang tak habis di makan oleh buruh itu. Dua bocah itu tampak asyik memungut satu persatu memperhatikan dan mengambil yang masih bisa dimakan dari bungkusan coklat bekal para pekerja itu. Sang ibu pun tak mau kalah, satu bungkus coklat penuh sudah terisi dengan sisa lauk dan nasi sisa itu. Oh memprihatinkan sekali,nak. Dan aku tak ingin engkau demikian
Berita itu sontak membungkam kata-kata ayahmu ini. Atas potongan berita yang tak membahagiakan diantara kekayaan alam bangsa ini yang mengagumkan. Terus terang ayahmu ini malu dengan tanggung jawab atas sebagai lulusan pertanian di kampus pertanian ternama. Nak, ayah ingin berwasiat kepadamu. Meskipun aku belum tahu siapa calon ibumu. Karena tulisan ini masih jauh dari pengetahuan ku atas pernikahan dengan ibumu dan kelahiran dirimu didunia ini.
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah, izinkan aku untuk menyampaikan hal yang ingin sekali kuungkap pada generasi sesudah ku ini. Ayah ingin kelahiranmu didunia ini sebagai bagian atas solusi kelak. Menjadi bagian dari harapan banyak orang. Aku ingin engkau menjadi teladan dan ahli manfaat.
Melalui surat yang kutulis jauuh sebelum kelahiranmu ini. Aku ingin berbagi kisah denganmu. Kisah ini sangat inspiratif untuk menjadi ahli manfaat atas kehadiranmu. Nak, dalam alquran disebutkan seorang ayah bernama lukman yang Allah abadikan kisah ini menjadi teladan para Ayah di dunia. Untuk selalu berwasiat takwa kepada anaknya. Karena tiada yang lebih beruntung didunia ini selain orang bertakwa. Inilah pesan pertama dari calon ayahmu ini. Nak, ketakwaan itu seperti pakaian yang indah bertabur dengan manik manic yang tersusun rapih berwarna sangat menggilap. Namun, pakaian itu harus kau rawat karena bisa jadi debu-debu dosa mengotori satu persatu kancing, manic-manik dan helaian benang di pakaian tersebut.  Perawatan dari debu itu adalah sholat. Sebagaimana kanjeng Nabi bersabda:
Jadikan sholat dan sabar sebagai penolong bagimu (Al-Hadist)
Nak, wasiat selanjutnya yang ingin aku katakan kepadamu adalah senantiasalah berbuat baik. Karena kebaikan sekecil apapun akan sangat berarti. Dan perbuatan baik yang ayahmu maksudkan adalah memberi. Tidak perlu kaya raya dahulu untuk berderma, tidak perlu jadi ‘alim dahulu untuk berbagi ilmu. Senantiasalah memberi apapun yang kau miliki. Meskipun seutas senyum simpul itu sangat berarti bagi seorang ibu-ibu penjaja makanan di stasiun. Seperti yang ayah temui pagi ini. Seketika luntur kepenatan yang melanda, luluh kegundahan yang menyapa. Nak, gemarlah berbagi. Kelak kau akan merasakan betapa menyenanhkan dan menentramkan dari gemar berbagi tersebut.
Ketiga, aku ingin katakana padamu. Bahwa hidup ini begitu sederhana sebenarnya seperti musafir yang berkelana diantara gersangnya padang pasir. Diujung jalan tampak fatamorgana. Air kehidupan pikirnya. Semakin jauh menapak. Fatamorgana itu perlahan menghilang yang ada hanya kepulan debu pasir yang tersapu angin. Terik memangperjalanan itu. Tapi diujung bukit, yang kau lihat adalah oase. Istirahatlah disana sejenak. Mengatur nafas, mengembalikan ritme metabolisme, melepas kafiyeh yang menutup wajahmu, mersihkan wajahmu. Berwudhulah dengan mata air yang tak kunjung habis atas matahari yang membakar.
Nak, perjalanan panjang diatas jalan pepasir gurun itu adalah roda kehidupan. Saat ini, orangtuamu tengah mengalami kepayahan terik. Banyak yang tergoda atas fatamorgana. Menggadaikan idealisme. Sebagian lain mengunci mati harapan dan mati diatas ronrongan ego. Namun ada juga yang terus melanjutkan perjalanan dengan penuh harap, semangat, dan idealisme. Dan aku katakana kepadamu anakku. jadilah pilihan golongan ketiga. Mantapkan niat terbesarmu karena Allah dimanapun kapanpun.
Jadilah insiyur yang bermartabat, jadilah guru yang bermartabat, jadialah dokter yang bermartabat. Jadilah pengusaha yang bermartabat. Jadilah—apapun pekerjan mu nanti—bermartabat. Kelak kau akan merasakan nikmatnya oase itu. Peluh yang kau rasa akan terbayar tunai degan air yang menyejukkan. Tidak hanya untuk dirimu seorang. Ajaklah yang lainnya. Ajakalah keluargamu, kerabatmu, ajakalah orang-orang yang dengan tulus mengikuti jejak langkahmu.

Dengan penuh cinta. Kutuliskan surat ini diatas lembaran-lembaran yang aku pun tak tahu kapankah akan aku mendapati sorang bayi mungil yang akan meneruskan perjuangan ini. Menjadi ahli manfaat. Menjadi ahli ibadah. Dan menjadi pemimpinlah engkau. Insya Allah

bogor,6 Oktober 2010
Tulus dari hati
Calon ayahmu

penantian

catatan ini aku tuliskan dalam ruang penuh kaca
di lantai dua yang tampak memukau
didalam labirin ilmu pengetahuan
menemukan data, hipotesis yang terangkum
ilmiah..

inilah saat aku akan memulai dan menyudahi
delapan bulan berselang
dalam deret hitung yang mengepung

membungkam semua kesah yang merasuk

percayalah, akan aku selesaikan hari ini
dan esok adalah akumulasi hitungan kini


(dalam penantian
Lt. 2 SBRC-lab surfaktan)

Selasa, 05 Oktober 2010

Madu dan Racun (Dunia)

Hari ahad kemaren, sebelum pulang dari walimahan kaka dan kawanku (Dua bulan: Januar - Mei)  di Tangerang. di bawah meja belajar kak janu ternyata tersusun rapi buku-buku bacaan. Sembari menunggu mengurangi "kegabutan" saat itu. mulai deh jari-jari ini beraksi, cari-cari, sana-sini, dan ...

kepincut dengan buku ini.
Judulnya : Cewek bikin kamu makin girly!
penulis    : Syifa D. Gumaisha
penerbit  : Dar Mizan.
terbit      : 2006

Dari nama penulis sama penerbit nya sebenernya udah ngegambarin gimana buku itu dan tujuanpenulisannya. Tidak lain dan tidak bukan untuk Dakwah (beuh....). eniwei, segini dulu aja prolog tentang buku itu.
sesuai dengan judul postingan saya kali ini.
tapi gada hubungannya dengan lagu jadul yang diaransmen oleh J-rock. hehe.


lalu hubungannya apa dong?
jadi begini merujuk pada buku itu lagi. (tulisan ini juga adalah ulasan dari buku itu ding. dengan beberapa tambahan dikit). Buku yang ditulis syifa itu bergenre panduan remaja begitu dituliskan besar-besar di halaman awal. jadi isinya ringan (bisa dibilang intinya sebenernya jauh lebih sedikit dari pengantar yang disajikan dalam obrolan penulis-pembaca).
buku itu bertutur tentang cewek a.k.a perempuan alias  wanita. (sekali niat awal saya baca juga buat iseng2 mengisi waktu kelewaat luang). Mulai dari sejaraah panjang wanita yang jaman arab jahiliyah, persia, romawi, hamurabi, hingga era modern sekarang ini. Tapi yang paling aku suka adalah di bagian akhir dari buku ini dalam bab. Keistimewaan wanita. (udah mulai sedikit alay niy,hihi)

Salah satu keisimewaan wanita adalah sebagai Madu (dunia)


"kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan" ( QS. Annahl [16]:69)


Rasanya tak perlu berpanjang kata untuk menjelaskan madu dan peranananya. yang ingin saya sampaikan ada dalam dua kata: pemanis dan sebagai pengobat. Syifa menuliskan kalo wanita itu bisa seperti madu. Sebagai pemanis dan pengobat. Dalam sejarah baginda Nabi saw pun. Sesaat beliaun menerima wahyu pertama di gua hira dan kali pertama bertemu ujud jibril dalam bentangan malam. menggigillah beliau. hingga rasul berujat "Selimutilah aku!" dan Allah pun mengabadikannya dalam surah Al-Mudatsir. Sosok khadijah ra-lah sebagai pengobat atas kegalauan ini. Seorang istri rasulullah.

sebagai sosok pemanis. rasa-rasanya cukup digambarkan dengan gambar ini,




(bersambung)
sebenernya jatah nge-net gw dah abis...hii