Selasa, 26 Oktober 2010

Enam SKS yang tak kunjung usai

Kami bersepakat menamakan komunitas ini sebagai himatika (himpunan mahasiswa tingkat akhir). Meskipun status kami sudah ada di semester sembilan. Ketika ada pertanyaan seperti yang pernah diutarakan rektor IPB saat bersalaman langsung upacara 17 Agustusan. "sudah semester berapa?" sekonyong dan seketika itu juga dengan mantap saya jawab. " eh, semester ..akhir pak!" (meskipun sampai saat ini masih bertanya2 apa gerangan yang mendasari pertanyaan rektor tersebut yah?)

Lantaran sudah delapan bulan lebih masa-masa kuliah didalam kelas, ujian tengah semesteran, maupun ujian akhir semester telah kita tamatkan. itu bukan berarti selesai status mahasiswa/i kami. Menginjak semester delapan seperti lazimnya di kampus lain adalah masa untuk mensintesiskan pemikiran, hipotesis, dan teori dalam karya setebal dua puluh hingga dua ratus lembar banyaknya. kemudian karya tersebut akan diletakkan rapih, bersusun, berderet-deret diatas rak perpustakaan. Skripsi. Bagi kami adalah ujian sesungguhnya. Beginilah kami mengartikannya sebagai Masterpiece.Tentu saja sebuh karya agung tidak bisa dibuat sembarangan. Ada proses panjang nan berliku didalamnya, intrik, tak jarang konflik menyeruak hadir menemani. 

Kemudian beragam penafsiran muncul untuk menyatakan sebuah kata sandang, orang menyebutnya titel atau gelar sarjana. Tentu akan sangat prestisius dalam komunikasi politik bagi yang akan berlanjut sebagai calon legislatif, bupati, atau walikota. Ataupun sebagai bargaining position di hadapan calon mertua nanti. Bagi kami tak lain adalah bagian dari proses itu sendiri. kecuali memang dari awal menargetkan 'titel' tersebut adalah keharusan. Sungguh proses ini rumit adanya.


Beraksi dengan dengan gerakan meliuk lincah saat titrasi larutan, membuat inokulum biakan, terhirup heksan, metanol, sesekali perih karena menghirup gas SO3 . Adapula yang seharian memperhatikan kadar air, kadar abu, dan ujia peroksimat lainnnya. Memperhatikan baik-baik angka termometer, penunjuk yang harus dijaga konstan. Yang lain asik memadu pertanyaan melalui serangkaian wawancara dua puluh hingga limapuluhan koresponden. Mengkaitkan satu komoditas dengan kulitas pelayanan, mutu, harga, hingga kepuasan customer. Anggota kami lain sibuk dengan serangkaian uji hepatoksisitas dalam hewan uji mencit. Membuat formula pakan, mengartikan pola istirahat, makan, tidur, kotoran. Adalah hal  yang lumrah dan kami sangat menikmatinya. 



Pergumulan dengan beragam jurnal, literatur online, ensiklopedia, kamus, buku ilmiah karya ilmuan besar menjadi bagian dari perjalanan kami. Kemudian kami berpikir jauh lebih dalam, membaca, menelaah, memahami, hingga mampu memformulasikan dalam esai yang lebih cergas namun tetap lugas. Sungguh, terlalu mahal hari-hari kami  untuk sekedar membuka facebook atau chatt online. Sementara setampuk berkas data mentah belum sempat terolah dengan SPSS, Minitab, atau SAS. Bagi kami agadium ini adalah bentuk totalitas kepada ilmu pengetahuan. Hampir-hampir kami sulit untuk mengatur pola tidur karena seringnya terjaga. Memperhatikan detail pelafalan kata, logika, dan dialektika. 

Bagi kami coretan dosen diatas lembaran draft yang telah susah payah kami susun merupakan bentuk kasih sayang yang amat. Melihatnya saja sungguh bahagia, sesekali mengangguk untuk menerima wejangan dari Profesor diantara setampuk grafik yang harus diganti, tabel yang rancau, dan gambar yang kurang jelas. kami memahami inilah proses belajar.

Bagi kami Enam SKS ini seperti musafir yang merindukan air diantara teriknya gurun. Ingin sekali beremu telaga itu, mereguk segar airnya. Untuk segera melanjutkan perjalanan panjang lainnya,.

*pengenbangetsegeraselesaiakanskripsigejeini*






www.pengenbgtjadisarjana.co.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkunjung ke ariawiyana.co.cc