Sabtu, 27 November 2010

Menunggu Novorsky

Pernah menonton film the terminal? Film yang mengusung tema humanisme ini, tidak mengusung banyak visualis efek bahkan latar dan settingnya hanya sekitar bandara. Adalah Victor Novorsky, pria yang mengadakan perjalanan dari negara asalnya, krakozhia. Dengan tujuan newyork, Amerika Serikat. Terkena permasalahan seputar administrasi imigrasi sehingga ia tidak dapat keluar dari bandara JFK, chicago. Sebelum  ada izin resmi dari kementrian luar negeri Amerika Serikat.

Cerita bermula ketika petugas imigrasi bandara tidak mengizinkan untuk menerima victor sebagai touris amerika. Setelah mendapatkan penjelasan dari kepala keamanan bandara, diketahui bahwa negara asal victor, krokazhia. Sedang  berada dalam kondisi darurat akibat kudeta oleh militer, akibatnya hubunga diplomatis dengan negara luar terputus, termasuk Amerika. Sesuai hukum imigrasi amerika, negara yang tidak memiliki hubungan diplomatis tidak berhak menerima visa, itu artinya tidak berhak pula berada di berada di kawasan amerika. Tanpa visa, tanpa paspor yang diakui. Victor mengalamai kasus keimigrasian khusus dan di nyatakan tidak berwarganegaraan.

Kepala keamanan bandara tersebut, meminta victor untuk menunggu sampai departemen luar negeri dan ke imigrasian memberikan dokumene resmi tentang statusnya berada di amerika. Kemudian di tempatkan viktor berada di kawasan  transit internasional di terminal 64. Sehari, seminggu, sebulan. Viktor berada di sana, menunggu!

Yang menarik dari cerita film ini adalah pesan moral tentang hal membosankan yang selama ini menjadi momok sebagian orang, menunggu. Aktivitas menunggu dalam hal ini menjadi hal luar biasa yang memberikan tokoh utama dalam cerita tersebut, Victor Novorsky, menjadi tokoh yang di kagumi di bandara tersebut. Cerita itu ketika, victor membantu seorang warga negara Azerbaijan, negara pecahan uni soviet yang memiliki masalah keimigrasian karena membawa obat – obatan. Karena petugas kesulitan dalam berkomunikasi dengan pria tersebut, yang berteriak-teriak dan mengancam akan bunuh diri  jika permintaan nya di tolak. Novorsky di minta langsung oleh kepala keamanan bandara yang menilai victor mengerti bahasa yang di ucapkan pria tersebut.

Dalam hukum amerika, seseorang yang membawa obat – obatan untuk manusia tanpa di sertai dokumen resmi dari negara berisi keterangan tentang penggunaan obat tersebut di anggap ilegal. Konsekuensi nya adalah penyitaan dan jika terbukti termasuk obat terlarang, si pembawa dapat di kenakan ancaman pidana. Si pria tersebut, mengaku membawa obat tersebut untuk ayahnya yang sekarat dan membutuhkan obat tersebut di Canada. Karena pesawat yang di naikinya transit di amerika, maka tetap saja aturan tersebut berlaku. Dalam bahasa rusia novorsky mengajak berkomunikasi untuk membantu pihak imigrasi menaati peraturan tersebut. Tetapi si pria tersebut memohon ke pada petugas –termasuk kepada kepala keamanan bandara untuk tidak menyita obat tersebut dan di izinkan untuk di berikan ke pada ayahnya di Canada.

Dalam sekejap, pria pembawa obat tersebut di bekuk untuk di periksa lebih lanjut. Novorsky yang melihat hal tersebut melihat iba, dan merevisi perkataannya bahwa maksud si pria tersebut bukan “ayah” tetapi “kambing” dalam di alek rusia memiliki bunyi yang sama. Dan, pria tersebut lepas dan berhak untuk membawa obat tersebut. Sejak saat itu novorsky di kenal banyak orang. Pedagang dalam bandara, penjaga restaurant, satpam hingga cleaning service. Dengan nama viktor “kambing” novorsky.

Bumi kampar, Riau, 19/8/2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkunjung ke ariawiyana.co.cc