Kamis, 02 September 2010

Untung Ada Malaysia

Tulisan menarik dari bapak MS. Kaban dalam opini di Media Indonesia hari ini (2/9) dengan judul yang sama saya postingkan ini. berikut saya tulis kan ulang dua paragraf awal opini tersebut.

 SESUNGGUHNYALAH Malaysia merupakan hikmah luar biasa bagi Indonesia. Coba, kalau tak ada Malaysia, mungkin kita tak pernah tahu bahwa tidak semua kapal patroli kelautan dan perikanan kita dipersenjatai secara memadai. Kalau tak ada Malaysia, boleh jadi kita tak pernah paham bahwa tiga pengawas kelautan dan perikanan kita sama nilainya dengan tujuh pancalongok maling ikan dari semenanjung.

Daftar itu masih bisa dibuat panjang. Kalau tak ada Malaysia, mana kita tahu bahwa batik, Tari Pendet, reog, dan entah apa lagi, bisa dicuri dengan mudah, karena kita sendiri tak pernah peduli. Kalau tak ada Malaysia, mana kita tahu bahwa diplomasi kita menganut asas soft diplomacy, yang artinya "Tuan-tuan boleh menginjak kepala kami, tapi kami tetap santun dan panjang sabar." Dan last but not least, kalau tak ada Malaysia, mana kita tahu bahwa lagu keroncong kita yang biasa-biasa saja, Terang Bulan, bisa dijadikan lagu kebangsaan, dan lirik pembukanya yang berbunyi: 'Terang bulan terang di kali, buaya timbul disangka mati' bisa diganti dengan lirik pembuka yang gagah perkasa: 'Negaraku, Tanah tumpahnya darahku...'.
yang menarik adalah fakta itu kian bertambah. Dan sepertinya akan demikian. dalam pidato resmi Presiden semalam di Markas besar TNI. banyak pengamat di televisi dan radio sebelum pidato tersebut. Menerka-nerka. Akankah Presiden SBY akan seperti Bung Karno saat itu dengan jargon " ganyang Malaysia!".
banyak juga analis yang menerka kenapa dipilih Mabes TNI untuk pidato negara. kenapa tidak di Istana. Dan kenapa memilih berdiam--menunggu setelah peringatan kemerdekaan Malaysia (31 Agustus).

koran nasional hari ini pun banyak mengkritisi pidato tersebut. "terlalu normatif!" tulis dalam koran Jakarta

2 komentar:

  1. Emang ni hal yg harus dihadapi dg pikiran dan hati yg jernih. Saya ga mau komen ah, ga ngerti kode etik diplomasi (baru cita2 doang jadi diplomat tapi blm kesampean :p)
    Btw, lucu juga tagline langit biru, awan putih, pelangi warna-warni... Jadi kepikir statement pelangi di langit aria, atau warna-warni langit aria, atau awan2 berarak di langit. hehe... jadinya lucu

    BalasHapus

terimakasih sudah berkunjung ke ariawiyana.co.cc