Jumat, 17 September 2010

Idealisme Drucker tentang kepemimpinan

kepemimpinan tidak bisa diciptakan atau dipromosikan. Juga tidak bisa diajarkan atau dipelajari. Manajemen tidak bisa menciptakan pemimpin. Manajemen hanya menciptakan kondisi yang memungkinkan kualitas kepemimpinan yang potensial menjadi efektif, atau sebaliknya, menghalangi potensi kepemimpinan”



 Dengan kata lain, pemimpin besar dilahirkan, bukan diciptakan. Drucker merasa pemimpin alami itu sangat jarang. Ia menulis argumentasinya dalam dua buku pertamanya pada tahun 1946 dan 1954. Namun setengah abad kemudian, pandangannya melunak. Kebesaran tidak bisa dipelajari, tapi manajemen bisa diajarkan.

Untuk menjadi pemimpin yang efektif, seseorang harus memiliki hal-hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Seperti yang dinyatakan Drucker sebelumnya, “kepemimpinan adalah mengerjakan hal-hal yang benar”. Para pemimpin yang paling efektif, mereka yang mendapat nilai tertinggi dari Drucker, memiliki karakteristik dan kecenderungan berikut :

Pertama karakter, kemudian keberanian:
Menurut penulis buku Good to Great, Jim Collins, Drucker adalah seorang yang “menyatu dengan kemanusiaan...menyatu kasih sayang yang sungguh dalam terhadap individu”. Sejak awal Drucker mengakui bahwa karakter bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari atau diperoleh, karena seorang pemimpin, jika melanggat integritasnya, berarti sekali lancung di ujian, seumur hidup tidak bisa dipercaya. “Akhirnya, visi dan tanggung jawab morallah yang mendefinisikan seorang manajer,”

Menciptakan misi yang jelas :
Para pemimpin efektif melukis gambar yang jelas mengenai hal-hal yang perlu dituntaskan: “fondasi kepemimpinan efektif adalah berpikir melalui misi organisasi, mendefinisikannya, dan membuatnya mapan, secara jelas dan lugas,” Pemimpin menetapkan tujuan, menetapkan prioritas, dan menetapkan serta memelihara standar. Namun, sebelum menerima kompromi, pemimpin efektif harus berpikir apa yang benar dan apa yang diinginkan. Tujuan pemimpin adalah meniup terompet yang menyuarakan bunyi yang sangat jelas.

Menanamkan loyalitas
Drucker menegaskan bahwa manajer paling efektif menginspirasi loyalitas di seluruh jajarannya. Meskipun demikian, loyalitas tak bisa dibeli. Seseorang harus mendapatkannya dengan berusaha. Manajer yang menginspirasi loyalitas meningkatkan moral anak buahnya, yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja.

Berfokus pada kekuatan:
Para pemimpin berfokus pada kekuatan: kekuatan mereka sendiri, kekuatasn orang lain, dan kekuatan organisasi. Salah satu kunci manajemen efektif adalah membuat “kekuatan menjadi efektif dan kelemahannya menjadi tidak relevan”.
Sebagai contoh, Drucker menunjuk dua presiden Amerika Serikat : “dalam memilih anggota kabinetnya, baik Roosevelt maupun Truman mengatakan untuk jangan memdulikan kelemahan pribadi. Pertama, beritahu saya apa yang masing-masing dari mereka lakukan.”

Tidak takut pada anak buah yang kuat:
Pemimpin idaman Drucker tahu bahwa ia bertanggungjawab terhadap kesehatan dan kelangsungan organisasi. Oleh karena itu, tegas Drucker, ia tidak takut pada kekuatan yang dimiliki teman atau bawahan.  Pemimpin efektif menginginkan rekan-rekan yang kuat. Karena manajer bertanggungjawab atas kesalahan yang dibuat rekan dan bawahannya, ia juga melihat kemenangan rekan dan anak buahnya sebagai kemenangannya dan tidak menganggapnya sebagai ancaman.

Meraih loyalitas melalui konsistensi :
Ketika seseorang kehilangan kepercayaan, ia kehilangan pengikutnya sehingga membuat kepemimpinan efektif menjadi mustahil. Mempercaiyai pemimpin bukan berarti menyukainya, bukan pula setuju dengannya. Kepercayaan adalah keyakinan bahwa sang pemimpin bersungguh-sungguh pada apa yang dikatakannya. Tindakan seorang pemimpin dan kepercayaan yang dianutnya harus sejajar, atau setidaknya sesuai

Mengembangkan pemimpin masa depan:
Kesalahan terbesar bagi seorang pemimpin adalah runtuhnya perusahaan yang dipimpinnya begitu ia wafat atau meninggalkan perusahaan itu, seperti yang terjadi di Rusia ketika  Stalin meninggal dunia dan seperti yang banyak terjadi di banyak perusahaan. Pemimpin efektif tahu ujian terakhir kepemimpinan adalah menciptakan energi insani dan visi insani. Demikian syarat terakhir untuk menjadi pemimpin efektif yang ditulis Drucker.

Dikutip seperlunya dari:
Inside Drucker’s brain. Jeffrey A. Krames. Hlm. 109-114

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkunjung ke ariawiyana.co.cc