Senin, 02 Juli 2012

Holiday Camp : Ranu Kumbolo

Hi sobat muda! Kali ini gue mo posting perjalanan 3 hari 2 malam ke semeru (tapi blm sampe puncaknya) baru di kakinya aja. Next agenda oktober nanti, semoga sempat. Eniwei, sesuai judul postingan ini "Holiday Camp" alias kemping liburan. Liburan anak sekolah dan mahasiswa. Makanya eventnya juni-juli menyesuaikan agenda liburan anak sekolah. Event ini diselenggarakan sama anak2 PAS (Pecinta Alam Semeru). Dan foto yg gue posting di atas adalah Ranu Kumbolo, danau diatas gunung, 2400 mdpl. Untuk dapetin suasana kereen kya foto diatas emang gak mudah. Ada jalan terjal berliku mendaki dan berdebu. Saya mo cerita agak panjaang. Jadi akan ada beberapa postingan untuk menggambarkan suasana holiday camp itu. Stay tune y sobat muda!


Senduro - Rani Pani

Jumat, 29 Juni 2012. Suasana pagi itu mendung. Pukul 07.00 mnrt agenda nya sih kudu dah ngumpul di pasar agro, Senduro, Lumajang. Sesampai di pasar Agro. Saya, uswah, dymas, phyto. Tiga lainnya asli lumajang. Tapi hanya phyto aja yg pernah ke kumbolo tahun sebelumnya.

Baru sekitar pk. 07.20 baru ramai anak2 yg mo ikutan trip kumbolo. Dilihat dr kaos2nya mereka anak2 Smp-Sma sebagian anak Pramuka. Karena dpt kabar bakal ngaret. Kita sempetin mampir ke Babebo. Sejenis distro buat jualan second hand kaos, jaket, jeans dll. saya nyari celana pelatihan (baca:training). Buat jaga2 klo suhu disana makin ekstrim. Kabar terakhir seminggu lalu minus dua.
Bener aja, jam 8.20 ada 3 truk yg datang ke pasar agro senduro. Moda transportasi yg bakal angkut peserta hingga Ranu Pani.

Rani Pani adalah titik mulai pendakian ke ranu kumbolo. Ada dua alternatif jalan ke Ranu Pani. Pertama via Tumpang, Malang, dan biasanya lebih dikenal jalan dari sini. Karena akses jalan dan moda transportasi tersedia. Nah yg kedua via senduro, Lumajang. karena memang kordinasi event ini oleh anak2 PA Semeru Senduro-Lumajang. Sebenernya jauhnya sama aja sih 2-2,5 jam perjalanan. Tapi senduro kurang dikenal sebagai titik ke ranu pani. Karena akses dan moda transport kurang mendukung sepertinya.

Dua jam kami tempuh hingga Ranu Pani. Melewati desa Burno, Jalan berliku naik turun, pepohon pinus di kiri kanan, dan lebar jalannya gak cukup buat dua arah. Alias kudu ada yg ngalah klo berpapasan. Pk 10.50 sampai di lokasi Ranu Pani. Suhu udara mulai dingin adem dan baru kerasa pas ambil air wudhu buat sholat Jumat. Brrr, dah kaya es balok di cemplungin.

Proses registrasi berlangsung satu jam lebih. Ngumpulin surat keterangan sehat, fotokopi identitas dan retribusi daerah. Klo g salah Rp 5000/orang nya. Pendaftaran sdh di urus temen2 PAS. Ini lah salah satu enaknya kegiatan yg dikordinir. Bayar Rp. 50rebu dah dpt Kaos + angkutan senduro-ranu pani PP.

Pk. 12.30 usai jumatan sebagian peserta putera. Langsung bersiap untuk mendaki. Matahari saat itu lagi TOP hangatnya. Cuman ga sepanas di surabaya atau ibukota. Terik tapi kelembaban sekitar 20-25% dengan suhu 20-22C.

Masing-masing peserta sudah siap dengan carrier di punggungnya. Saya pun demikian. Sekitar 20 kilo ada kali. Isinya macem2. Tenda, sleeping bag, jaket, sweater, kaos, dan bahan panganan. Gue dah baca2 terutama liat di ekspedisi cincin api Kompas. Yg juga pernah ke semeru. Normalnya jarak Ranu Pani- Ranu Kumbolo bisa ditempuh 4 jam perjalanan. Dan saya pun menargetkan demikian.

Langkah demi langkah. Mendaki. Berliku. Jalan setapak hanya untk satu orang. Tidak boleh saling mendahului atau kalau berpapasan dua arah. Harus ada yg berhenti menepi. Sepanjang rute ranu pani-ranu kumbolo ada empat pos (normalnya ditempuh 50-60 mnit jarak tiap posnya). Baru sekitar 80 menit perjalanan kita dapati pos 1 Semacam bangunan mirip pos ronda untk duduk-duduk Gue dan tiga temen (satu group) mulai gelar matras dan bekel makan siang. Pk. 14.30 peserta mulai jalan lagi. Sepanjang jalan pandangan lebih diarahkan ke bawah drpada lurus kedepan. Lantaran jalannya berpasir dan sisi kiri jurang. Kalo diperhatikan saksama jalan setapak hingga pos 1 ini di paving blok. Ngebayangin the kuliers ngangkut2 batu paving, semen, pasir. Keren abis

Peehitungan saya bukan lagi jarak tempuh dalam hitungan meter. Entah sudah berapa kilo hingga pos 3. Saat itu sudah pk. 17.00 dan angin semilir angin dikejauhan mirip suara kereta melintas. Suhupun drastis menurun kira2 suhu AC minimal lah. Dan guepun yg awal berangkat cuma pake kaos. Mulai membuka ransel untuk ambil sweater dan sarung tangan. Selama lewatin pos 1 hingga pos 3. Jalanan masih lumayan datar, kemiringan paling tidak 7-12o. Setelah pos tiga, siap-siap dengan kemiringan sd 15-17o. Benar-benar mendaki bukit. Gak lama. Hitungan gue 15 menit. Setelah itu. Kita dapati hamparan awan. Subhallah keren abis. Awan-awan di kejauhan sana seperti dibawah kaki. Diujung lainnya tampak gagah mahameru dan pepasirnya yg buat kami terus melangkah. Kegusaran mulai singgah. Lantaran sang Ranu belum juga tampak padahal sudah 5 jam perjalanan.

Pk. 17.20 Mulai gelap, pencahayaan hanya melalui senter-senter yg kami bawa dan berkas cahaya rembulan. Rembulan setengah ini bak lampu alam yg cukup menerangi jalan setapak kami. Pendakian berangsur berganti menurun. Diantara suasa gelap dan menurun. Tingkar risiko lbih tinggi lagi. Lantaran jalanan berpasir dan rentan terpeleset.

Dan, berkas cahaya rembulan memantul oleh air. Itulah ranu yg dicari. Tiba di pos empat pk. 17.40 meskipun ranu sudah terlihat sepelemparan batu. Tapi bukan disini tempat camp nya. Jelas panitia. Padahal punggung, betis, dengkul dah bukan maen ngilunya. Pengen segera nge camp. Jalan kembali, kali ini kita melewati pinggir ranu yang berceruk. Di depan sana sudah menanti bukit yg akan didaki. Tujuan kita adalag melintas sisi sebelah ranu yang menagarah ke Barat. Di kejauhan sudah terlihat lampu berkilapan. Rupanya sudah banyak yg ngecamp. Melewati bukit terakhir ini pun perlu ekstra hati-hati. Lantaran dibawah adalah ranu. Suhu udara saat itu mungkin 13-15c. Ditambah angin dari celah gunung.

'Selamat Datang di Ranu Kumbolo 2400 mdpl."

Tulisan dipapan menyambut kami. Ini toh destinasi 6,5 jam perjalanan kami. Danau diatas gunung lebih luas 5-10x ranu pani di awal tadi.
Pk. 18.30 tiba di lokasi. Tenda mulai didirikan. Api mulai dinyalakan dr kompor portable yg kita bawa menghangatkan badan sekaligus menyiapkan makan malam sekedarnya yg bisa dimasak. Apalagi kalo bukan mie instan :)

Pk. 19.30 suhu udara benar-benar tidak bersahabat diluar tenda. Bahkan menyentuh air ranu pun enggan. Bertayamum untuk Sholat djama isya - maghrib di dalam tenda. Kaos kaki berlapis dua, sweater berlapis, dan sleeping bag pun digelar bersiap hadapi suhi ekstrim yg kabarya bisa mancapai minus di tengaj malam.


Bersambung
Published with Blogger-droid v1.7.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkunjung ke ariawiyana.co.cc