Kamis, 28 Oktober 2010

Sumpah Pemuda dan Bahasa Indonesia

Sebuah tulisan opini menarik dari seorang tokoh negeri ini. Gus Solah, begitu sapaan akrab pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng, Jawa Timur. Kompas, hari ini. Dengan judul "Bangga berbahasa Indonesia". Kolom Opini kompas hari ini dipenuhi gagasan memperingati 82 tahun Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Seperti diketahui, gagasan utama yang lahir dalam sumpah pemuda adalah pengakuan berbangsa, bertanah air, dan berbahasa, Indonesia.

kembali dalam opini yang ditulis Salahudin Wahid dalam Kompas hari ini. Bahwa penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara ini mulai luntur. Bukan karena arus globalisasi yang terlalu membumbung sebagai kambing hitam. gus solah, mengawali tulisannya dengan deskripsi kunjungan pelajar Australia yang datang ke pesantren-nya. Berdialog dengan bahasa Indonesia, tentu saja dengan logat yang amat berbeda. Minat serius pelajar Australian untuk mempelajari bahasa Indonesia, menempati tertinggi ketiga setelah bahasa Jepang dan China. Mereka (pelajar Australia) berpendapat: Indonesia adalah negara besar dengan potensi besar dimasa depan. Sehingga mempelajari bahasa Indonesia adalah salah satu modal utama untuk mengenal lebih dalam Indonesia.

Gus Solah menulis hal lain. Restorasi Meiji, sebagai tonggak bersejarah kebangkita Jepang yang dimulai pada tahun 1898. Dimulai dari cinta dan bangga pada bahasa japang. Sehingga restorasi berjalan stabil. Bahkan, pasca ambruknya geopolitik jepang pasca perang dunia kedunia. Kebangkitan itu dimulai dari buku-buku yang diterbitkan dalam bahasa Jepang. tak ayal, angka pertumbuhan tak tanggung mencapai sepuluh persen.
Dua hal diatas seperti otokritik kepada bangsa ini akan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini bukan soal menampik bahasa lain, bung!

sering kita dengar, lihat, saksikan bapak-bapak pejabat kita, bahkan presiden SBY sekalipun gemar untuk mempraktikkan kosakata yang terlihat megah dan elok namun serasa jauh dari akal pikir rakyat.Seperti disparitas harga, mitigasi bencana, reshuffle kabinet. tidak cukup dikalangan pejabat teras di atas. Pelajar dan anak sekolah dasar sudah mengenal istilah seperti alay dan lebay. Bahkan dengan pendapat  "biar disebut gaool getoo". Saya rasa, secara pribadi. Tulisan opini Gus Solah ini secara khusus merefleksikan semangat Sumpah pemuda yang dipekikkan 82 tahun silam:Diantara penjagaan  ketat tentara kolonial dan desakan untuk merdeka. Selamat sumpah pemuda: Mari berbahasa yang baik, benar, dan santun!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih sudah berkunjung ke ariawiyana.co.cc