Sabtu, 21 Januari 2012

Interesting quotes on Synergy & Team:

Postingan ini saya forward dari email pak kris (ks@bic.web.id), direktur BIC.
__________

Buchholz and Roth:
Synergism is the simultaneous actions of separate entities
which together have greater total effect
than the sum of their individual effects.

Mark Twain:
Synergy — the bonus that is achieved when things work together harmoniously.

Douglas McGregor:
Most teams aren't teams at all
but merely collections of individual relationships with the boss.
Each individual vying with the others for power, prestige and position.

Stephen Covey:
Synergy is the highest activity of life;
it creates new untapped alternatives;
it values and exploits the mental, emotional,
and psychological differences between people.

Robert Yates:
It is amazing what can be accomplished
when nobody cares about who gets the credit.

Barbara Glacel & Emile Robert Jr.:
A team is more than a collection of people.
It is a process of give and take.

--
Business Innovation Center (BIC)
t. +62 21 44 242 558 (HI BIC JKT)
f. +62 21 44 242 462 (HI BIC INA)
e. info@bic.web.id

Just Checkd


Postingan ini dikirmkan melalui email.

salam inovasi!
--
Febby Ariawiyana
aria@bic.web.id
+6285695502675

Intermediator Teknologi
Business Innovation Center (BIC)
t. +62 21 44 242 558 (HI BIC JKT)
f. +62 21 44 242 462 (HI BIC INA)
e. info@bic.web.id
http://www.bic.web.id

Vanilla Twilight - Owl City





The stars lean down to kiss you
And I lie awake and miss you
Pour me a heavy dose of atmosphere

'Cause I'll doze off safe and soundly
But I'll miss your arms around me
I'd send a postcard to you, dear
'Cause I wish you were here

I'll watch the night turn light-blue
But it's not the same without you
Because it takes two to whisper quietly

The silence isn't so bad
'Til I look at my hands and feel sad
'Cause the spaces between my fingers
Are right where yours fit perfectly

I'll find repose in new ways
Though I haven't slept in two days
'Cause cold nostalgia
Chills me to the bone

But drenched in vanilla twilight
I'll sit on the front porch all night
Waist-deep in thought because
When I think of you I don't feel so alone

I don't feel so alone, I don't feel so alone

As many times as I blink
I'll think of you tonight
I'll think of you tonight

When violet eyes get brighter
And heavy wings grow lighter
I'll taste the sky and feel alive again

And I'll forget the world that I knew
But I swear I won't forget you
Oh, if my voice could reach
Back through the past
I'd whisper in your ear
Oh darling, I wish you were here



(From: http://www.elyrics.net/read/o/owl-city-lyrics/vanilla-twilight-lyrics.html)


----
PS :
saya sebelumnya sudah tau lagu ini dari radio-radio maupun acara TV yang memutarnya sebagai backsound. Tapi saya baru benar-benar tahu kalau lagu ini adalah ost. dari salah satu triller paling digandrungi anak muda galau sedunia. Twilight. hoho.


Terimakasih untuk puput (adiknya Riris, yang ngirimin bluetooth ke saya kali pertama, dan ngasih video unyu lagu ini dengan liriknya. Sekarang saya jatuh cinta dengan lagu2 nya OWl City. hehe

Mac Ad - Think Different




Here’s to the crazy ones. The misfits. The rebels. The troublemakers. The round pegs in the square holes. The ones who see things differently. They’re not fond of rules. And they have no respect for the status quo. You can quote them, disagree with them, glorify or vilify them. About the only thing you can’t do is ignore them. Because they change things. They push the human race forward. While some may see them as the crazy ones, we see genius. Because the people who are crazy enough to think they can change the world... are the ones who do. - Apple Inc.


Tranlasi bahasa Indonesia (dalam biografi "SteveJobs", hlm. 409)


Bersulang untuk mereka yang gila. Lain. Tukang berontak. Biang onar. Aneh sendiri. Yang berpandangan beda. Yang tidak suka aturan. Yang anti-kemapanan. Silakan mencontoh mereka, bantah mereka, puji atau caci mereka. Tetapi jangan abaikan mereka. Karena merekalah agen perubahan. Merekalah yang memajukan umat manusia. Meski kata orang mereka gila, geniuslah yang kami lihat. Karena si gila yang yakin bisa mengubah dunia... bisa mengubah apa saja 

Selasa, 10 Januari 2012

Wonocolo gang modim

31 desember 2011, setahun yg lalu :-P saya resmi pindah kosan dari pengungsian di Rungkut Asri Utara. Lebih tepatnya menempati rumah kawan, M.Rifan, yg katanya sudah dua tahun dibangun tapi belum ditempati. Kata ayahya bangunan itu untuk mba nya ( sudah menikah).

Di depan rumah ini terhampar halaman luas, yang rencana kedepannya akan dibuat bangunan, kata ayah rifan. Bangunan depan dan menyatu dengan bangunan yg ada saat ini. Pantas saja sudah teronggok batu batu gunung khas untuk pondasi dan coran didekat pagar masuk. Juga ada genting genting merah yg tersusun menumpuk, dibiarkan kehujanan tanpa terpal.

Memang rada unik sih bangunan yg saya tempati sebagai tempat berbaring dan menggalau *eh. Pasalnya begitu masuk. Didepan, dua kamar mandi/WC berlokasi bersebelahan, sukuran 3x2m. Berbentuk letter dari luar. Dua didepan berupa WC tadi dan tiga disisi lain adalah kamar-kamar berukuran 3x3m. Dan kamar yang saya tempati berada di ujung paling kiri dari bangunan ini.

Sebenarnya ada slot kecil berupa meja beton yg dipasang letter L di siku antara kamar mandi dan kamar ujung kanan yang bisa dipakai untuk dapur. Untuk meletakkan kompor dan rupa perlengkapan dapur lainnya. Tapi untuk saat ini dibiarkan kosong saja. Selain saya biasa untuk menaroh satu mangkuk, dua piring, dua sendok, satu garpu, dan gelas--perlengkapan awal yg saya punya untuk saat ini. Hihi

Begitu kali pertama menjejak dengan dua ransel dan satu travelling bag. Kamar yg akan saya tempati sudah ada lampu, gorden merah jambu (saya ulangi, merah jambu :-*) menggantung hingga menutup lubang angin atas tapi tanpa 'kawat nyamuk', sebuah tempat tidur + kasurnya dengan ukuran 2x2 ( yg ternyata disusun dari dua kasur kapok 2x1m). Semua tampak sudah siap. Tapi lantaran, tidak dipakai, lazim adanya debu-debu yg menempel di lantai dan sarang laba2 di langit2 juga nyamuk2 dikolong2nya.

Sekitar dua jam beberes. Nyapu, ngepel, menjemur kasur dan bantal2, merendam seprei2nya, membilas lantai dan bak kamar mandinya. Siang yang cerah [dan panas khas surabaya]. Suguhan siang itu soto suroboyo khas buatan ibunya rifan pas banget.

Satu dari tiga itu nantinya akan dibuat ruang kerja tim. Lanjut rifan. Sambil menunjuk ruang kosong di ujung sebelah kanan dekat dapur itu. Rencananya akan ada meja komputer dan kursi-kursi [mungkin jg karpet]. Oleh karenanya kamar kosong itu saya biarkan kosong tidak dipakai. Ruang disebelahnya yang juga ruang tengah bangunan ini. Saya hamparkan sajadah untuk sholat [ untk solat sunah dan klo gak keburu berjamaah dimasjid. He]

Sore, 31 desember 2011. Hujan sedemikian lebatnya. Yang konon katanya malam di hari itu akan jadi malam pergantian tahun dan sudah ramai berita dimana2 di kota2 lain. Ancaman hujan terhadap pesta2 kembang api yg direncanakan itu. Dan, hujan masih sedemikian derasnya hingga magrib menjelang. Saya sih masih asyik aja bercericit, berbagi kegalauan di twitter. Hingga.. Saya dapati halaman depan kamar yang beraneka rupa rumput teki dan lalang ini menjadi kubangan sedalam mata kaki. Dan diluar sana, anak anak sudah hingar berteriak yang saya lihat dari kejauhan di kamar. Rupanya mereka asyik berjalan jalan di jalanan gang yang mendadak jadi kolam seukuran betis orang dewasa atau 25-30 cm. Dan lagi, dua rumah sebelah kosan saya airnya masuk kedalam rumah. Malang sekali mereka. Saya keluar rumah untk sholat maghrib berjamaah. "ini banjir yg pertama selama saya tinggal disini" begitu seluroh ibunda rifan. Saat kami makan malam, yang lauknya masih soto surabaya khas.

Wow! Untuk kali pertamanya saya datang kesini dan banjir *ngayal klenik. Tapi saya gak bawa apa2 kesini. Yaiyalah secara, keluarga rifan sudah belasan tahun disini. Dan ini terjadi di akhir 2011 jelang 2012. *kemudian hening

Jarak kosan saya (baca: rumahnya rifan yg pinjamkan ke saya) dan.rumah rifan terpaut empat rumah. Yang katanya rumah-rumah diantara masih ada hubungan alias sodaraan. Tepat didepan kosan terdapat semacam pengepul barang bekas rongkosan. Mulai dari plastik, kertas, ban dalem sampe sepeda bekas/besi tua. Campur2 disana. Yang pada banjir lalu itu, khawatir kalo-kalo sampah2 besi tuanya. Menciderai pejalan kaki atau motor yg dipaksa menerabas. Dipaksa karena boleh jadi muda-mudi saat itu ingin merayakan mlm tahun baru yg juga satnight. Kemudian jarak kosan ke masjid terdekat hanya berselisih 12 rumah. Tapi saya sering terlambat sholat disini. Lantaran biasa di kampus, ipb, atau di rumah, tigaraksa, bada adzan ada selisih 15 menit sebelum iqomat. *ngeles hehe.

Nama jalan ini gang modim. Entah apa artinya. Kalau di djakarta doeloe say pernah tinggal ada namanya gang haji sanip, haji ali, sampe haji mansyur. Lantaran mereka-mereka tuan tanah disana waktu sekaligus tokoh. Di gang ini juga ada pesantren mahasisma. Semacam al inayah dan al iffah di ipb yg masyhur itu. Santri/wati nya adalah juga mahasiswa IAIN surabaya [masih IAIN bukan UIN]. Sehingga penampilannya pun, untuk akhwat, berkerudung sedada dan banyak juga yang bergamis, amat sedikit disini yang memakai jeans pencil dan maaf u can see jilbabnya. Maka dari itu, mereka tampak manis dan *plokk udah keburu digampar gw. He. *Sabar2, sebentar lagi ada yg lebih manis kok, gula jawa. *opoo
_____
Inilah sekilas info. Ngisi waktu sore2 ngegaje di kosan. Sambil mulut tetep ngunyah penganan dari magetan, kue carang mas, ubi jalar yang diiris tipis2 dan dibuat sedemikian rupa dengan gula merah sebagai perekatnya mmbentuk bulatan. He

10 jan 12 / 16.32
Published with Blogger-droid v1.7.4

Minggu, 08 Januari 2012

#everydayisholiday

Hi sobat muda
Lama tak bersua dan menyapa. Saat menuliskan ini, saya berada di po. Mira, bus solo - surabaya. Barusan banget naek dari terminal maospati, magetan.
Sambil juga mendengarkan 'musisi jalanan' ini mendendang 'alamat palsu'.

Jadi saya pengin bercerita tentang judul tulisan ini. Yup, hari-hari penuh liburan *ahaii.. Bukan maksud untk pamer-pameran. Tapi saya anggap, pekerjaan saya seperi liburan. Jalan-jalan, lihat-lihat, makan-makan, tulis-tulis. Jenis pekerjaan yg amar saya syukuri ini--meskipun tidak pernah sebelumnya untk masuk dalam jenis profeai yg baru kali ada di indonesia. He.

Djuanda
Sehari setelah natal, 26 desember 2011, senin. Untk kali pertama jua. Ibu mengantarkan sampai pintu terminal 1A bandara soetta. Perjalanan domestik pertama dengan pesawat pasca dari germany beberapa pekan sebelumnya. Kali pertama juga bepergian sendirian. Klo biasanya rame2. Saya akan terbang ke surabaya dengan pesawat lion air yg dijadwalkan pk. 09.10 . Sudah pukul 08.00 saya tiba, cek in, menunggu.

Memandangi jakarta di ketinggian sekitar 4000 kaki itu #keren. Lalu bertambah tinggi dan berselimut awan hingga tak ada pemandangan "maket" itu. Persis sekali seperti memandangi googlemap versi live.

Tidak jua ngantuk, tapi mata ini harus dipejam. Duduk persis jndela, dpat memandangi pergerakan dinamis sayap pesawat itu #keren. Hingga saru jam 30 menit. Pesawat akan mendarat. Entah kenapa bisa begitu lama. 10.40 dijadwalkan sudah medarat di djuanda, surabaya.

Bandara djuanda saya pikir tidak lebih besar dari soeltan syarif kasim II, pekanbru, riau. Keduanya juga berpredikat " bandara internasional". Dengan ringannya, hnya tas gemblok Rei di punggung. Berjalan masuk koridor. Dan cerita yang sudah lama didengar tentang surabaya ini terbukti. Puanaasse reekk terasa. He.

Saya hanya membawa dua tas di bagasi yang berukuran sedang.-- Awalnya ingin membawa koper lemari yang kemarin dibawa ke jerman. Lantaran satu rodanya lepas. Maka batal rencana itu.-- sedapat mungkin berisi perlengkapan survival untuk satu bulan ke depan dengan tas itu.

Sambil mendorong troli menghadapkan arah pintu keluar. Melihat-lihat sekitar. Tepat di depan pintu keluar. Terdapat sebuah loket bluebird taxi--yg kata bapak saya, yg pernah bolak-balik k srbaya ini--taxi di djuanda ini harus lewat loket resmi. Maka saya katakan saja,
"ke rungkut mas" sambil saya lihat alamat lengkapnya yg pernah dikirim riris via sms "rungkut asri utara"
Petugas itu melihat semacam buku besar sambil mengingat-ingat, lokasi tersebut masih dalam zona A katanya. " 95 ribu mas"
Tidak ada tawar - menawar, harga pas. Berangkat. Ternyata bukan taxi sedan dengan warna biru khas bluebird. Mobil yg saya tumpabgi ini avanza metal, tentu tanpa argo didalamnya. Petugas di bandara memberikan semacam surat jalan kepada sopir tsb. Dan kami pun meluncur.

Tiga puluh menit hingga sampai rungkut. Tidak macet memang tapi ramai dngan kendaraan pribadi yg didominasi motor. Belakangan saya tahu, angkutan massal di surabaya ini minim atau dibuat sedikit di jalan-jalan.

Dan tiba jua didepan rumah berpagar tinggi seperti tertulis di sms. Rungkut asri utara II no. 5. Dua rumah sebelah alfamart,tidak jauh dari pasar tradisional dan kecamatan rungkut.


Welcome surabaya. Im here!
26des 2011 pk. 12.30
Published with Blogger-droid v1.7.4

Selasa, 20 Desember 2011

tentang aria

Febby Ariawiyana, akrab disapa Aria sejak di bangku kuliah di kampus IPB.  Lelaki kelahiran Jakarta, Februari 23 tahun saat ini bekerja di kemenristek sebagai “tenaga bantu” dalam upaya mensukseskan program Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang menjadi bagian dalam MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia) 2011-2025.

Sejak diterima sebagai mahasiswa IPB tahun 2006 melalui jalur SPMB. Ia hijrah dari rumahnya di Tangerang ke Bogor. Meskipun jarak Tangerang-Bogor tidak terlalu jauh, hanya dua jam saja.  Ia sibukkan diri dengan bergabung dalam organisasi kemahasiswaan. Tercatat ia aktif sebagai dewan perwakilan mahasiswa (senat) di awal semester di IPB.  Kemudian bergabung di Himpunan profesi kemahasiswaan Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Menjadi asisten lab pernah dijalaninya pada tahun 2008 dan 2010. Masing-masing bidang ‘Pengantar Bahan Agroindustri’ dan ‘Teknologi minyak, lemak, dan oleokimia’. ia juga tercatat sebagai peserta beasiswa Program Pembinan SDM Strategis (PPSDMS) Nurul-Fikri (2008-2010). Program tersebut membuatnya berkeinginan kuat untuk menjadi salah satu pemimpin di masa mendatang untuk Indonesia lebih baik dan bermartabat. 

Menamatkan pendidikan SMA tahun 2006 di SMAN 1 Serpong. Kini berganti menjadi SMAN 2 Kota  Tangerang Selatan. Perjalanan untuk menempuh sekolah SMA dilaluinya dengan menggunakan moda kereta api setiap hari, setengah enam. Kereta api ini menjadi satu-satunya moda yang mengantarkan ratusan karyawan dan pedagang bersesakan setiap harinya. Jika hari itu kereta terlambat atau dibatalkan. Hampir dapat dipastikan puluhan orang terpaksa kembali kerumah. 

Keluarga adalah bagian penting dari pria yang menyukai kuliner Indonesia apa saja, terutama dari olahan tempe dan sambal kacang ini. Anak pertama dari pasangan Suryana-Widiasih, memiliki tiga orang adik yang masing-masing bersekolahh di SMK kelas 3, SD kelas 6, dan SD kelas 2. Berkeinginan besar untuk mengangkat perekonomian keluarga, salah satunya mendorong adik-adiknya untuk turut juga berprestasi. 

Pengalaman menakjubkan yang pernah di laluinya adalah selama masa training dan internship dari kementrian riset dan teknologi (Kemenristek-RI) di Jerman selama dua bulan. Timbunan Mapple yang menguning, merontok di jalan-jalan di awal oktober. Hingga barisan berjejar pepohon tanpa dedaun di akhir november menjadi saksi elok keindahan Eropa di jalan-jalan yang ia susuri. 

Aria dapat dijumpai di laman weblognya di ariasky-32.blogspot.com atau dapat juga surel melalui cyberfre@gmail.com hobi baru yang membuat ia keranjingan kini adalah twitter. Ikutan bercericit di @aria_sky. (ar)


Selasa, 08 November 2011

Max planck institute : cerita singkat

Pagi kemarin (7/11) saya ngetweet gini.
"heading to max-plank institute #dresden #intertek2011 "
Karena twitter (@aria_sky) terhubung dengan facebook. Maka, tweet tersebut juga masuk jadi status di fb saya (aria wiyana).

Setelah berselang beberapa saat. Saya cek juga akun fb. Dan terdapat beberapa komentar salah satunya dari sdr riska ayu (@rizuka_sarachsi). Yang katanya pengn banget ke sana. Hee (aku doakan kamu juga bisa kesini,someday yaa nak) *berdoamulai

Maka dengan ini saya ingin berbagi.cerita singkat kunjungan kami ( saya dan lima orang sahabat). Dalam rangkaian internship #intertek2011 di #dresden ini.

Johannstadt

Kami bertemu dengan mr. Sven seperti biasanya di technische universität dresden. Kali ini di halte muchsterplatz, tepat didepan kampus. Perfect, begitu turun dari trem 03 yang kami tumpangi dari albertplatz. Kami bertemu dgn mr. Sven dan putar balik naik trem 03 kembali dan turun di halte dekat kardstat (salah satu kompleks-pusat belanja/mall di dresden). Kemudian pindah naik buslinien 062 menuju johannstad. Sekitar 25 menit dari kardstat tadi.

Sesampainya, saya belum menemukan papan nama penunjuk max-planck yang terkenal itu. Tetapi masuk kawasan kawasan kampus Tü dresden faculty medicine (kya kedokteran gitu kyanya). Lalu berjalan mengikuti Mr. Sven berjalan cepat-cepat. Kami yang langkahnya setengah dari langkahnya harus bergerak cepat-cepat-cepat juga.

Ach so! Akhirnya, ini toh rupanya inatitut riset yang terkenal itu. *mata berkaca-kaca

Dinamika MPI-CBG

Max-planck institute yang kami kunjungi pagi tadi adalah atau fokus dibidang biologi molekuler (cell, biology, and genetic; CBG). Begitu membuka pintu (sebenernya ga perlu dibuka sih, karena dengan baik hati, pintunya sudah terbuka). Suasana yang terlihat adalah meja-meja bulat dangan empat bangku di sisinya. Meja dan kursi untuk minum kopi atau hanya sekedae berbincang singkat. Dan memang demikian, maksud dari desain interior bangunan ini, tutur mr. Florian. Mr. Florian frisch namanya, public relation Mpi-Cbg. Diajaknyalah kami duduk di auditorium, mendengar dan bertanya singkat kegiatan mpi-cbg saat ini. Sekitar 20 menit didalam auditorium tersebut. Diajaknya kami turun satu lantai menuju ruang riset. Rupanya adalah ruang riset untuk.pembenihan zebra fish. Disini para researcher yang adalah phD student dan atau post.Doc, lanjut mr. Florian dipilih 40-45 orang/tahunnya dari 1000an aplikasi yang masuk berasal lebih dari 109 negara.

Melakukan upaya untuk mencari data lebih lanjut tentang sains dasar (basic sains) adalah kekhasan max-planc institute. Sekitar 16 mio euro digelontorkan dari pemerintah federal jerman untuk MPI. Sebagai bentuk dukungan besar pemerintah terhadap kegiatan riset/RnD. Jerman
menempati posisi kedua dunia, soal dukungan dana setelah USA.

Hal menarik lainnya adalah, bagaimana upaya penelitan/riset dengan sumber daya (infrastruktur) dan target dapat dilakukan, meskipun hasilnya terkadang bukan luaran yang diharapkan. We always expected but also ready for unexpected. Mr florian menganalogikan. Seorang colombus berlayar menuju Hindia. Karena mekanisme alam. Ternyata ia mendarat di pulau lain yang ia pikir adalah Hindia. Karena "kesasar" columbus dianggap sukses sebagai penemu benua Amerika. Demikian juga dengan peneliti. 'Hindia' yang ditargetkan namun hasil yang didapat 'Amerika'. Tidak masalah.

Suasana organisasi pun dibuat ringkas. Tidak ada perintah atasan-bawahan. "you do this. And u do that" organisasi dibuat ringkas, tidak ada hierarki, flat. Dengan pembagian seperti kelompok kerja tim, yang bergabung dalam fokus riset yang sama. Sehingga ruang gerak-komunikasi lebih luas dan leluasa untuk bertukar ide. Apa yang sedang dan sudah dilakukan, how was it?! Bahkan, saban jumat sore. Di cafetaria depan pintu masuk. Disediakan wine time dan music, untuk berdiskusi santai. Tentu saja, karena sesama peneliti. Obrolannya pun soal penelitian yang sedang dikembangkannya. Demikian seloroh mr. Florian. Namun inilah keunikannya, bagaimana manajemen MPI. Mampu menghadirkan "kehangatan" untuk menjalin komunikasi apik didalamnya.

Selepas ruang riset 'zebra fish'. Kami diajak naik hingga lntai 4. Tiga lantai menaiki tangga yang dibuat melingkar, dengan kerangkeng kawat. Dugaan saya tepat. Desain tangga tersebut dibuat menyerupai struktur molekul DNA/RNA. Disetiap lantainya terdapat sofa dan meja. Untuk ruang tunggu atau sekadar menyeruput kopi hangat. Pun terdapat ruang untuk small meeting.

Desain interior ini mengakomodasi kelompok-kelompok peneliti. Untuk.bertukar informasi. Pun ketika diajaknya kami berkeliling masuk area lab lantai 4 ini. Deretan lemari berpintu kaca berisi bejana, gelas ukur, erlemenyer. Masuk dalam ruang-ruang para peneliti. Terkagum dengan yang dibalut perlengkapan mutakhir dan layout computerr set yang disekat kaca dengan alat2 lab. Peneliti dibuat nyaman antara peraga dan area menulis hasil. Karena memang luaran utama dari MPI adalah hasil.penelitian / project tersebut dapat dipiblikasi dalam jurnal ilmiah internasional.

International office

Dua blok dari gedung utam empat lantai tersebut. Terdapat sebuah bangunan tingkat tiga. Mengingatkan saya seperti asrama saat kuliah dahulu. Dengan deretan pintu-pintu penanda kamar-kamar.

Mr. Sven dan mr. Florian memberitahukan perihal kedatangan kami. Sebagai peserta magang untuk bidang technology-transfer dari Indonesia. Kepada wanita berambut pirang, yang lebih tinggi dari mr. Florian. Satu satinya orang yang kami temui di.sebuah ruang dilantai dua, bangunan seperti asrama itu.

Kegiatan utama 'international office' ini berbeda dari dugaan Neisya sebelumnya. Adalah membantu peneliti2 untuk dapat mengakses beberapa fasilitas yang diperlukan. Bagaimana prosedur mengurus paspor, visa, atau bahkan dimana dapat menyekolahkan anak-anak yang dibawa ilmuan-ilmuan tersebut selama masa riset di MPI. Bukan untuk mengurus paten dan atau berkunpulnya ilmuan internasional membahas masalah tertentu. Tambah mr. Florian, "it's a boring place" yang rambut pirangnya berponi hanya sebelah kiri, menutupi dahi, hampir menyentuh kacamata retronya yang besar. Seperti anak-anak muda era 80'an.

Dr. Christian Klose

11.45 waktunya lunch. Kembali ke gedung utama di lantai dasar. Terdapat kafetaria dan kantin, yang hanya buka saat sesi makan siang.
Sebelum masuk kantin tersebut. Mr. Sven tampak berbicara dengan koleganya. Seorang dengan roda sepeda di tangan kananya dan jeans yang digulung selutut di sebelah kanannya.

Setelah saya menghabiskan satu croissant dan secangkir kopi hitam, begitu pun dengan kawan yang lain. Entah untuk tujuan apa. Kami ikut saja di belakang mr. Sven, kembali ke lantai 4. Dalam ruangan small meeting untuk 8-10 orang. Meja.oval dan bangku disisinya dan sebuah monitor LCD 32" yang tak lain untuk menunjuk presentasi (biasanya dengan projktor kan O:-)).

Sebuah presentasi dari kordinator project yang menginisiasi teknologi-transfer dari riset yang ada di MPI-BCG ini. Begitu mr. Sven menjelaskan kepada siapa kami akan bertemu hari ini.

Ternyata orang yang ditemui mr. Sven didepan cafetaria siang tadi. Dengan macbook pro. Berbicara tentang lipotype, sebuah inovasi pengujian lemak darah dengan cepat (>5min) dengan bantuan software yang sedang dikembangkan untuk membaca spektrum lipid yang ada dlm darah uji.

Sampai pada, slide team management. Ternyata orang membawa roda sepeda dan bergaya anak muda itu dengan jeans dan kaos agak ketat itu Dr (doktor) Christian klose. I love your style, sir ;-)

Here we are..

Kiri - Kanan : Andri - Me - Intan - Mr. Sven - Burhan - Neisya (special photographer : Rif'an)
Published with Blogger-droid v1.7.4

Minggu, 06 November 2011

Dresden - prague

Lagi lagi selalu ada keajaiban. Satu.menit yang luar biasa, kawan. Jadi begini ceritanya :

Tiket reservasi menuju prague (praha) dari Dresden hauptbanhof (hbf) adalah pk.7.08. Dari hostel, kami berjalan dengan tenang dan hati gembira-syalalala. Menuju halte albertplatz, halte biasa menunggu trem 03 ke Technische universität Dresden. Sesampainya disana.. (naif mode). Ach so! Trem 03 baru ada 25 menit lagi. Jam saat itu menunjukkan pk.06.40. "Waduh gimana inih?"

Tetapi, ada jadwal trem 07 yang akan datang 11 menit lagi. Hitung estimasi waktu albertplatz-hbf, 11menit. Maka sesampainya didepan hbf, harus berlari 2 menit untuk mengejar kereta. Naik ke gleis 1 lantai 2. Oke sanggup dah.

06.58 trem 07 datang. Duduk didalam. Menghablur dingin yg menyergap. Menghitung menit ke menit yang dilalui di sepanjang.halte yang dilalui. 06.59, 07.02, 07.04 dan..ach so! Trem 07 ini tidak melalui hbf. Turun di halte dekat kardstat 07.05, 3 menit buat lari ga mungkin dah. "yaudahlah, ga sempet men!"

Yang kepikir saat itu. Tiket kami untuk reservasi jadwal yang 07.08 ( meskipun ada juga, kereta selanjutnya pk.9.30). Mulai bermunculan pertanyaan di kepala "tiket + reservasi kita bisa balikin ga yah? Lumayan men 48€".
Udah bermunculan opsi lain, cari starbucks atau sejenisnya untuk pesan hot choclate dan makan roti. Belum sarapan. Sekaligus cari tau money changer. Ternyata praha, chezk belum pake euro. Ach so! Bisa aja sih semua dilakuin buat ngebunuh waktu.

Sambil terus jalan. Enam orang nekad ini. 170 hauptbahnhof, dipapan petunjuk jalan terpampang (gatau artinya apa. 1,7km kah, entah). Emang ga mngkin juga sih buat sprint 3 menit. Tapi niatan usaha terus ada. Akhirnya jalan cepat dan lari2 kecillah kami. Sudah 07.08, posisi saat itu baru setengah jalan lagi.

Jalan terus, semakin dekat, hauptbanhof nord, 2 menit lagi jalan dan...
Intan teriak, "itu keretanya kali. Lari". Sekekita masuk pintu stasiun, lihat ke arah kereta itu, tapi itu gleis 19. Bukan gleis 1. Jalan cepat (dalam hati masih ada harap). Tapi kok di papan pengumuman besar yang biasa menunjuk jadwal "kok gada lagi tulisan apapun".

Rifan yang sudah didepan teriak. "ayo, praha 1 menit lagi" satu jarinya teracung. Disusul neisya, saya, andri. Melihat papan yan
g bertuliakan gleis 1 prag 1 min.

Belok kiri, berlari naik lantai ke 2. Huaaa.. Inilah keretanya. 7.18 disusul intan terakhir naik tangga dan masuk gerbong. Seketika itu juga. Sumringah bukan main. "gila ya kita, keajaiban lagi!" dan...pluit ditiupkan, lampu sinyal siaga. Pintu tertutup. Kami yang berada di gerbong untuk sepeda. Diminta bergeser ke gerbong kompartemen sebelah oleh petugas. Masih mengatur nafas dan cengar cengir "mantap men, satu menit lagi." "Untung aja kereta telat 10 menit" balas intan.
Berjalan kedepan terus diantara gerbong berkompartemen. Intan mengeluarkan tiket dan membaca gerbong dan no duduk. Tertulis 259. Ach so! Kita berada di gerbong yang tepat. Tinggal cari tempat duduk no 31-36. Dan inilah kami. Saya ngwteet : heading to prague *hampirsajatelatsatumenit


Pesan moral :
Jadwal ontime tidak selalu baik. Hee
Published with Blogger-droid v1.7.4

Dresden - prague

Lagi lagi selalu ada keajaiban. Satu.menit yang luar biasa, kawan. Jadi begini ceritanya :

Tiket reservasi menuju prague (praha) dari Dresden hauptbanhof (hbf) adalah pk.7.08. Dari hostel, kami berjalan dengan tenang dan hati gembira-syalalala. Menuju halte albertplatz, halte biasa menunggu trem 03 ke Technische universität Dresden. Sesampainya disana.. (naif mode). Ach so! Trem 03 baru ada 25 menit lagi. Jam saat itu menunjukkan pk.06.40. "Waduh gimana inih?"

Tetapi, ada jadwal trem 07 yang akan datang 11 menit lagi. Hitung estimasi waktu albertplatz-hbf, 11menit. Maka sesampainya didepan hbf, harus berlari 2 menit untuk mengejar kereta. Naik ke gleis 1 lantai 2. Oke sanggup dah.

06.58 trem 07 datang. Duduk didalam. Menghablur dingin yg menyergap. Menghitung menit ke menit yang dilalui di sepanjang.halte yang dilalui. 06.59, 07.02, 07.04 dan..ach so! Trem 07 ini tidak melalui hbf. Turun di halte dekat kardstat 07.05, 3 menit buat lari ga mungkin dah. "yaudahlah, ga sempet men!"

Yang kepikir saat itu. Tiket kami untuk reservasi jadwal yang 07.08 ( meskipun ada juga, kereta selanjutnya pk.9.30). Mulai bermunculan pertanyaan di kepala "tiket + reservasi kita bisa balikin ga yah? Lumayan men 48€".
Udah bermunculan opsi lain, cari starbucks atau sejenisnya untuk pesan hot choclate dan makan roti. Belum sarapan. Sekaligus cari tau money changer. Ternyata praha, chezk belum pake euro. Ach so! Bisa aja sih semua dilakuin buat ngebunuh waktu.

Sambil terus jalan. Enam orang nekad ini. 170 hauptbahnhof, dipapan petunjuk jalan terpampang (gatau artinya apa. 1,7km kah, entah). Emang ga mngkin juga sih buat sprint 3 menit. Tapi niatan usaha terus ada. Akhirnya jalan cepat dan lari2 kecillah kami. Sudah 07.08, posisi saat itu baru setengah jalan lagi.

Jalan terus, semakin dekat, hauptbanhof nord, 2 menit lagi jalan dan...
Intan teriak, "itu keretanya kali. Lari". Sekekita masuk pintu stasiun, lihat ke arah kereta itu, tapi itu gleis 19. Bukan gleis 1. Jalan cepat (dalam hati masih ada harap). Tapi kok di papan pengumuman besar yang biasa menunjuk jadwal "kok gada lagi tulisan apapun".

Rifan yang sudah didepan teriak. "ayo, praha 1 menit lagi" satu jarinya teracung. Disusul neisya, saya, andri. Melihat papan yan
g bertuliakan gleis 1 prag 1 min.

Belok kiri, berlari naik lantai ke 2. Huaaa.. Inilah keretanya. 7.18 disusul intan terakhir naik tangga dan masuk gerbong. Seketika itu juga. Sumringah bukan main. "gila ya kita, keajaiban lagi!" dan...pluit ditiupkan, lampu sinyal siaga. Pintu tertutup. Kami yang berada di gerbong untuk sepeda. Diminta bergeser ke gerbong kompartemen sebelah oleh petugas. Masih mengatur nafas dan cengar cengir "mantap men, satu menit lagi." "Untung aja kereta telat 10 menit" balas intan.
Berjalan kedepan terus diantara gerbong berkompartemen. Intan mengeluarkan tiket dan membaca gerbong dan no duduk. Tertulis 259. Ach so! Kita berada di gerbong yang tepat. Tinggal cari tempat duduk no 31-36. Dan inilah kami. Saya ngwteet : heading to prague *hampirsajatelatsatumenit


Pesan moral :
Jadwal ontime tidak selalu baik. Hee
Published with Blogger-droid v1.7.4